Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

JIKA WAKTU (P.2.0)

 Puisi P 2.0 Oleh N. Mimin Rukmini JIKA WAKTU jika waktu tak lagi sempat membelai sayap ruhku raga tak lagi bermakna tinggal amal, dan ilmu penyangga abadi Bandung Barat, 17/7/2024 #1 KUPU-KUPU KERTAS kupu-kupu kertas datang di sekolah siang itu atas nama  sayap malaikat rehab bagunan catatan   sejarah 29/9/24 #2 DULU ENGKAU dulu engkau tak pernah datang kupu-kupu kertas tertidur pulas sekarang engkau bertebaran mengepak sayap singgah di rehab bangunan melelahkan 29/9/2024 #3 AKANKAH akankah kupu-kupu kertas singgah sepanjang memajang cinta di rehab bangunan menepi menoreh asa goreskan tinta menuju Sang Maha Asa 29/9/2024 #4 ATAS NAMA atas nama menukik di rehab bangunan mengendus lorong melolong melindungi segenap madu kolaborasi tumbuhkan kepedulian kasih katanya Bandung Barat, 29/9/2024 #5

Tantangan dan Keseruan dalam Menulis

 Tantangan dan Keseruan dalam Menulis Tak kan ada badai jika tak ada angin. Angin adalah penyerta badai. Badai itu perjuangan hidup. Tak ada kegiatan tanpa tantangan dan perjuangan. Tantangan adalah seni dan serunya apapun yang kita kerjakan.  Dua perbandingan ilustrasi di atas benar adanya. Salah satu kegiatan yang saya maksudkan adalah kegiatan menulis. Menulis adalah melumpuhkan badai kecakapan dan potensi menulis. Anginnya adalah proses kreatif dari menulisnya itu sendiri. Oleh karena itu sadar atau tidak, setuju atau tidak setuju bahwa menulis adalah perjuangan yang penuh tantangan. Namun, pada akhirnya dari menulislah lahir keseruan dan kebanggaan.  Pramudya Anantatoer mengungkapkan, "Sepandai apapun orang, tanpa menulis ia akan hilang ditelan zaman dan masyarakat." Itu artinya betapa pentingnya kegiatan menulis. Menulis untuk keabadian.  Proses belajar menulis yang saya alami sungguh luar biasa! Ada rasa bahagia, bangga, haru, tetapi juga  malas, sulit, d...

Menguatkan Kembali Budaya Terimakasih

 Menguatkan Kembali Budaya Terimakasih Oleh N. Mimin Rukmini Perkembangan Era Digital yang ditandai dengan serba cepat dalam penerimaan informasi berdampak pada pergeseran karakter seseorang. Salah satunya adalah karakter peduli pada lingkungan. Di sisi lain, karaktet kesantunan dan gotong royong yang telah menjadi ciri kepribadian bangsa pada zaman apa pun masih tetap diperlukan.  Penulis teringat peribahasa dalam Bahasa Sunda "Hade goreng ku basa*. Arti  dari peribahasa tersebut adalah dalam melakukan apapun baik buruk seseorang bergantung pada cara bertutur atau berbahasanya. Penggunaan bahasa yang baik menjadi salah satu ukuran kesantunan dan kepedulian seseorang. Demikian pun ketika kita mengundang atau mempekerjakan serta melihat kinerja guru atau karyawan misalnya, sepatutnyalah minimal mengucapkan terimakasih sebagai bukti lesantunan dan peduli sesama.  Seperti yang terjadi di SMPN 3 Cililin, tiga hari berturut-turut orang tua siswa kelas tujuh, delapan, dan ...