Postingan

Menampilkan postingan dari 2022
Gambar
  ULASAN BUKU PENDIDIKAN DALAM PUSARAN PANDEMI COVID-19 Peresensi: N. Mimin Rukmini,  Judul buku                  : Pendidikan dalam Pusaran Pandemi Covid-19 Penulis                            : Dadang A. Sapardan Penerbit                       : YM Publishing Jumlah Halaman        : 180 Halaman Tahun terbit                 : 2020 Dadang Ahmad Sapardan, Penulis buku “Pendidikan dalam Pusaran Pandemi Covid-19” ini, menjabat sebagai Kabid Pendidikan SMP  Dinas Pendidikan Kabupaten  Bandung Barat. Relevan dengan kapasitasnya sebagai seorang Kabid Pendidikan SMP  Disdik Bandung Barat, isi tulisan dalam buku mendeskripsikan koridor dalam dunia pendidikan. Mulai dari pendidikan dan  Pandemi  Covid-19, sampai dengan pendidikan dalam kebijakan mikro. Diungkapkan penulis , tulisan yang dimuat dalam buku ini merupakan dokumentasi dari berbagai tulisan  yang berserak pada berbagai media yang relevan dengan dunia kerja penulis. Karena intesitas kinerja penulis tersebut  berkutat dalam

Neng, Mun Seug Deukeut

  Neng, mun seug deukeut Rasa kanyaah nu jadi dulur Hayang maturan, marengan Hirup Sapoe kaduana  Saminggu heuleutna Neng, mun seug deukeut,  Ngeyembengna cipanon Moal bet bedah Kaubaran ningal barudak Culang-cileung lalanjung Nineung Neng, mun seug deukeut Lalakon hirup nu geus nutup Teu weleh mepende hate Cumantel otel Hese mopohokeun Hidep nu geus teu aya Neng, mun seug deukeut,  Hayang ngetrok pintu sawarga Sugan hidep jaga  Gugupay  Mareng deui lampah nubakal langgeng Cihampelas, nineung sobat nu geus teu aya. (Dian Diana), 19 Desember 2022

Aku Belajar Baca dari Balik Jendela Kelas

 Saat itu aku biasa jualan es krim di sekolah. Menunggu teman-teman sebayaku istirahat dari belajar di kelasnya. Terik matahari lupa kurasakan karena yang kupikir dagangan es krimku laris buat membantu ibu membeli beras. Saat istirahat es krim jarang-jarang habis terjual. Akhirnya kuterus menunggu hingga belajar di kelas usai.  Seperti hari itu, selesai istirahat,  anak-anak kelas tiga kembali masuk kelas. Sembari merapihksn sisa dagangan es krimku, aku keluarkan buku tulis dan pensil dari balik punggung bajuku. Ke mendekat ke arah kaca jendela kelas. Kududuk di bawah kaca jendela kelas. Mendengarkan dan sesekali menengok ke arah pintu untuk mendengarkan pelajaran dari Bu Guru. Aku sudah biasa, yang lain belajar di kelas, sedang aku belajar membacs dan menulis sambil mengendap-ngendap di balik pintu, atau di balik jendela kelas.  'Memori belajar itu masih terus kuingat Nak, bagaimana dulu Bibi belajar membaca dan menulis," ungkap Bibi padaku ketika Bibi mau istirahat tidur. De

Amplop Penggati Beras

 Mbah pergi dan tak kan pernah kembali Selasa, 1 November 2022. Hari yang mungkin akan selalu saya ingat, selalu terkenang sepanjang zaman. Seiring dengan doa yang selalu saya panjatkan buat Mbah (panggilan Bapak saya, dari cucu-cucunya). Kala itu, sepintas Mbah sakit tidak terlalu parah. Mamah, Paman, Bibi, mungkin tak sedikit pun menyangka bahwa syakaratul maut akan  menjemput di waktu tersebut. Pukul 17.00 Mbah saya suruh untuk tidur setelah beberapa kali ke air karena telah mengenakan penvers. Betul! Setelah diberi minum dan memang sulit untuk menelan air, Mbah seperti tertidur. Padahal mungkin di saat itulah Mbah telah dijemput malaikat Izroil. Kurang lebih pukul 17.30 Mbah telah menghembuskan nafas terakhirnya, pulang ke Pangkuan Ilahi. Innalillaahi wainnailaihi roziun.  Mata Mbah telah tertutup. Tertutup urusan dunia,  kecuali amalnya, doa anak soleh, serta ilmu yang bermanfaat. Seperti pada umumnya jenazah Mbah yang semula tidur di kursi panjang di teras dapur,  dipindah ke ten

Tradisi Tujuh Hari

  Tujuh hari meninggal Mbah, tradisi di kampung menyelenggarakan doa yang disebut "Sidekah". Sidekah artinya berdoa bersama sanak saudara  atau tetangga yang dipimpin oleh Pa Amil. Pa Amil merupakan orang yang dituakan sejak menyediakan kain kafan, memandikan jika yang neninggal dunia laki-laki, memimpin salat jenazah, menguburkan, sampai memimpin tahlilan sebelum acara tujua hari meninggal.  Acara tujuh hari meninggal dunia, hampir sama dengan acara hajatan (resepsi pernikahan atau sunatan). Keluarga yang meninggal dunia menerima beras dalam baskom yang pake tumpang seperti mau undangan  pernikahan. Tumpang adalah tambahan beras berupa mie instan, opak, dodol, ranginang, kue, dan sebagainya. Kalau yang mengirim beras itu keluarga dekat apa yang ada dalam baskom bisa mencapai harga 250 ribuan. Beras minimal 3 kg sampai 10 liter/8kg ditambah dengan tumpang tadi.  Yang punya rumah atau keluarga yang meninggal untuk mengganti beras dan tumpang tadi otomatis harus menyiapkan maka

Belajar dari Kucing Pembawa Tikus

 Ketika kucing berhasil menangkap tikus, kucing peliharaanku, Bogel membawa tikus itu ke hadapanku. Bahkan apapun hasil tangkapannya, selalu dibawa seolah-olah ia lapor pada majikan, atau seorang yang manja, ingin diperhatikan dan ingin dibanggakan.  Di satu sisi  aku bangga dengan jerih payah kucing itu, Di sisi lain, aku berpikir bahwa aku harus menghargai setiap apa yang dilakukan orang lain, termasuk  peserta didikku. Terkadang aku lalai terhadap apa yang dilakukan peserta didik.  Pada proses pembelajaran sejatinya guru senantiasa memerhatikan apa yang dilakukan peserta didik. Dalsm satu kelas kurang lebih terdapat  tiga puluh dua peserta didik. Hal tersebut srtinya, terdapat pula keberagaman tindak-tanduk dan tingkah laku peserta didik. Apa yang mereka lakukan entah baik atau tidak, nilai bagus atau tidak, maupun sikap positif atau tidak. Dengan gaya belajar yang berbeda-beda, semestinya, kita guru merangkul dan memerhatikan, serta memberikan apresiasi pada apa atau sekecil apapun

Gojeg

 Catatan harianku Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Aplikasi gojeg sudah kumiliki. Janjian dengan teman-teman untuk naik gocar sudah kami sepakati. Pukul 06.00 diharapkan telah kumpul di Bjb Cihampelas. Kami berempat  akan mengikuti bimtek IKM di Hotel Grant Hani Lembang.  Dengan terburu-buru  kusampai di BJB pukul 06.15. Kulangsung memesan gocar dengan harga , 169 ribu. Kami berempat lama menunggu gocar. Dari aplikasi terlihat bahwa gojeg sedang mencari drive terdekat. Eeh, lama- lama, pemberitahuan jam sedang sibuk, gocar tidak ada yang kosong. Gocar kubatalkan Akhirnya kami naik angkot menuju Batujajar dengan ekpektasi di Batujajar bisa langsung dapat gocar. Apa yang terjadi? Sampai pukul tengah delapan gocar belum datang juga. Di aplikasi dinyatakan, drive sedang menuju lokasi tempat kami menunggu. Gocar pun datang. Dengan senang hati kami menuju Lembang. Beruntung sampai di Grant Hany, acara pembukaan sedang berlangsung yang dibuka secara resmi oleh Kasi Kurikulum dan Kesi

Tanamkan Motivasi Belajar Saat Anak Mengikuti Pas

 'Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus siap menahan perihnya kebodohan” Kalimat bijak dari Imam Safii tersebut memberi kekuatan dan morivasi bahwa sejatinya kita semangat untuk terus belajar. Belajar agar bisa mengejar apa yang dicita-citakan Uji petik peserta didik dalam bentuk penilaian sumarif pada setiap akhir semester adalah  benrtuk asesment atau pengukuran dan evaluasi sebagai tugas dan fungsi utama guru dari mulai perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, sampai pada evaluasi pembelajaran.  Penilaian akhir semester (PAS)  menuntut  peserta didik untuk belajar sesuai  dengan kafasitas dan kompetensinya. Dengan demikian, motivasi dan perhatian guru agar peserta didik merdeka dan nyaman dalam mengikuti PAS sungguh diperlukan. Guru senantiasa melayani peserta didik untuk terus belajar. Adapun langkah- langkah yang dapat dilakukan agar peseta didik nyaman saat PAS adalah Sebagai berikut.  Pertama selalu mengapresiasi sekecil apapun yang dilakukan pe

Ketika Kumarah dalam Kelas

  Catatan harianku,  Menjelang penilaian akhir semester (PAS) jadwal mengajarku hari ini kuganti dengan memeriksa kelengkapan tugas dan nilai anak-anak. Yang masih kosong nilainya kuumumkan namanya dan harus menyelesaikan tugas  di saat itu pula. Termasuk penilaian harian cerpen ada beberapa anak yang belum diremedial.  Aku laksanakan remedial dengan cara  anak kembali mengerjakan soal ulangan memperbaiki jawaban yang belum benar.  Hasil remedial harus mendapat nilai sempurna yakni nilai seratus. Jika belum mendapat nilai seratus, anak tersebut harus kembali mengerjakan soal. Anak bekerja boleh dengan cara bertanya pada anak yang tidak diremedial atau diskusi dengan teman yang sama-sama diremedial.  Karena menit-menit terakhir jam pelajaran, anak-anak di luar kelas sudah pada ribut. Di kelas C yang kuajar pun demikian. Anak-anak ribut dengan berbagai celotehnya.  "Bu, pulang Bu!" seru Diki.  "Bu, saya remidnya udah, nilainya dah sepuluh, kan?" tambah Ica.  Kumenegas

Ketegangan Menjelang Akhir Upacara Bendera

Catatan harianku.  "Astagfirullah! Ada apa ini? " gumamku dalam hati. Sontak beberapa guru menuju  tengah lapangan. Menengahi dua anak yang berkelahi menerobos barisan upacara menuju bagian depan barisan.  Bagaimana tidak tegangnya manakala setelah doa upacara bendera, dua anak sebut saja Tom dan Jerri saling memukul dan saling mengejar menerobos barisan dengan hantaman pukulan yang luar biasa. Sungguh ironis! Baru kejadian upacara dikotori dengan hal demikian.  Wali kelas turun tangan, begitu pun kesiswaan. Semua melerai. Kepala sekolah dan guru-guru saling kaget. Ada apa gerangan?  Wali kelas karena dua anak itu dari kelas yang sama, sampai bicara, "Kalian tidak akan dinaikkan!" Ibu kesiswaan mengambil alih komando, "Yang dua orang kita hukum di bawah tiang bendera". Dua anak yang kelihatan masih tegang pada dipegang guru. Eeh, apa yang terjadi?  Dari barisan yang sudah memudar datang barisan pembawa bolu dan balon happy berstday. " Mungkin ulang ta
  PEMANTIK Oleh N. Mimin Rukmini Guru Bahasa Indonesia SMPN I Cililin   Beberapa hari yang lalu, saya dengan salah seorang teman mengikuti pelatihan dari Yayasan Cahaya Guru secara daring, yakni lewat zoomeeting. Zoomeeting yang sunguh menguras energi. Ups! Tahan nafas! Menguras energi, tetapi mengasyikan.   Hebat! Pelatihan mengesankan, semoga dapat menjadi acuan dan inspirasi bagi negeri. Menggelitik, sekaligus memantik saya untuk mengutif cuplikan tulisan Ki Hadjar Dewantara   saat slide paparan prinsip pembelajaran   dalam pelatihan tersebut ditayangkan . Cuplikan tulisan itu tertera' "... Kita tahu apa yang datang bukan pilihan kita, tapi memang betul itu kebutuhan kita. " (Ki Hadjar Dewantara: 1935). Betul, menarik bukan? Pendapat Ki Hajar Dewantara tersebut jika kita kaitkan dengan pembelajaran di saat pandemi COVID-19 yang berbeda dari pembelajaran biasanya, bukan kemauan kita. Namun, pembelajaran   Era Covid-19 memang betul itu kebutuhan kita. Pembe