Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Memberi Anak yang Mendidik

 "Lamun nyaah kabudak tong ditamplokeun sadaya!" ceuk Bapa. Kalimat langsung tersebut adalah ucapan Bapak ketika masih ada yang selalu terngiang-ngiang di telinga ini. Kalimat itu  artinya bahwa kalau mengasihi dan menyayangi  anak,  kasih dan sayang tersebut jangan ditumpahkan atau diberikan  semua sekaligus. Sejatinya memberi anak diatur sesuai kapasitas dan perkembangan anak. Cara mendidik dan prinsip Bapak tersebut  memiliki nilai karakter dan hikmah  luar biasa! Mengapa?  Mengasihi dan menyayangi anak karena Alloh Swt. dipastikan mengasihi dan menyayangi dengan sepenuh hati. Bukan sekadar dalam bentuk fisik, melainkan pula dalam bentuk mendidik. Memberi jajan misalnya, orang tua yang memberi jajan mendidik adalah dengan cara disiplin. Disiplin tidak terus menerus jajan, disipiin tidak menggunakan dan memberi uang sesuka hati. Apalagi dengan prinsip asal anak senang.  Masih teringat ketika cucu pertama Bapak saat itu berusia lima tahun ingin membeli mobil-mobilan.   Bapak

BAPAK DAN SEUPAN CAU

Gambar
 "Pak, Ibu cape ah, membagikan terus seupan cau (pisang yang dikukus) ini. Gantian dong Bapak yang membagikan!" seru Ibu kepada Bapak.  Keluhan Ibu supaya Bapak membantu membagikan  pisang kukus  atau membagikan pisang hasil kebun, sering saya dengar. Ibu sendiri sering menceritakan pula perihal kejadian pisang dan Bapak ini. Terkadang Ibu sambil tersenyum, terkadang sambil meneteskan air mata.  Ketika Bapak masih ada, kejadian ini sering terulang. Kata Bapak bahwa dengan sering membagikan pisang, ketika di alam kubur saat malaikat mau memukul kita, pasti kukus pisang atau pisang menghalangi pukulan malaikat tersebut. Kami semua mendengar kelakar Bapak hanya tersenyum atau sampai ngakak bahagia. Ah, Bapak! Tinggal kenangan.  Sejak kecil, kami dan pisang seolah tidak jauh dari kehidupan keluarga. Bapak seorang guru juga seorang petani. Penghasilan guru ketika itu tidak seberapa dibanding penghasilan guru sekarang. Dengan memiliki beberapa bidang tanah hasil warisan dari nenek