Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Ketika Kumarah dalam Kelas

  Catatan harianku,  Menjelang penilaian akhir semester (PAS) jadwal mengajarku hari ini kuganti dengan memeriksa kelengkapan tugas dan nilai anak-anak. Yang masih kosong nilainya kuumumkan namanya dan harus menyelesaikan tugas  di saat itu pula. Termasuk penilaian harian cerpen ada beberapa anak yang belum diremedial.  Aku laksanakan remedial dengan cara  anak kembali mengerjakan soal ulangan memperbaiki jawaban yang belum benar.  Hasil remedial harus mendapat nilai sempurna yakni nilai seratus. Jika belum mendapat nilai seratus, anak tersebut harus kembali mengerjakan soal. Anak bekerja boleh dengan cara bertanya pada anak yang tidak diremedial atau diskusi dengan teman yang sama-sama diremedial.  Karena menit-menit terakhir jam pelajaran, anak-anak di luar kelas sudah pada ribut. Di kelas C yang kuajar pun demikian. Anak-anak ribut dengan berbagai celotehnya.  "Bu, pulang Bu!" seru Diki.  "Bu, saya remidnya udah, nilainya dah sepuluh, kan?" tambah Ica.  Kumenegas

Ketegangan Menjelang Akhir Upacara Bendera

Catatan harianku.  "Astagfirullah! Ada apa ini? " gumamku dalam hati. Sontak beberapa guru menuju  tengah lapangan. Menengahi dua anak yang berkelahi menerobos barisan upacara menuju bagian depan barisan.  Bagaimana tidak tegangnya manakala setelah doa upacara bendera, dua anak sebut saja Tom dan Jerri saling memukul dan saling mengejar menerobos barisan dengan hantaman pukulan yang luar biasa. Sungguh ironis! Baru kejadian upacara dikotori dengan hal demikian.  Wali kelas turun tangan, begitu pun kesiswaan. Semua melerai. Kepala sekolah dan guru-guru saling kaget. Ada apa gerangan?  Wali kelas karena dua anak itu dari kelas yang sama, sampai bicara, "Kalian tidak akan dinaikkan!" Ibu kesiswaan mengambil alih komando, "Yang dua orang kita hukum di bawah tiang bendera". Dua anak yang kelihatan masih tegang pada dipegang guru. Eeh, apa yang terjadi?  Dari barisan yang sudah memudar datang barisan pembawa bolu dan balon happy berstday. " Mungkin ulang ta
  PEMANTIK Oleh N. Mimin Rukmini Guru Bahasa Indonesia SMPN I Cililin   Beberapa hari yang lalu, saya dengan salah seorang teman mengikuti pelatihan dari Yayasan Cahaya Guru secara daring, yakni lewat zoomeeting. Zoomeeting yang sunguh menguras energi. Ups! Tahan nafas! Menguras energi, tetapi mengasyikan.   Hebat! Pelatihan mengesankan, semoga dapat menjadi acuan dan inspirasi bagi negeri. Menggelitik, sekaligus memantik saya untuk mengutif cuplikan tulisan Ki Hadjar Dewantara   saat slide paparan prinsip pembelajaran   dalam pelatihan tersebut ditayangkan . Cuplikan tulisan itu tertera' "... Kita tahu apa yang datang bukan pilihan kita, tapi memang betul itu kebutuhan kita. " (Ki Hadjar Dewantara: 1935). Betul, menarik bukan? Pendapat Ki Hajar Dewantara tersebut jika kita kaitkan dengan pembelajaran di saat pandemi COVID-19 yang berbeda dari pembelajaran biasanya, bukan kemauan kita. Namun, pembelajaran   Era Covid-19 memang betul itu kebutuhan kita. Pembe