KETIKA HATI NURANI BERBICARA

 KETIKA HATI NURANI BERBICARA

Oleh N. Mimin Rukmini

Hari ini Senin 9 Desember 2024 adalah hari ke 68 naik sepeda motor sendiri. Agenda hari ini adalah rapat refleksi kegiatan PSAS dan mengecek kesiapan perencanaan PKKS. PSAS hari terakhi ini terdiri atas dua mata pelajaran. Seperti biasa saya keliling kelas untuk memastikan situasi dan kondisi kegiatan berjalan dengan baik.

Ada yang hampir terlupakan, agenda hari ini pula, di sekolah ada yang mau memasang kursi mebeler. Tadi malam seseorang menelpon dan memberitahukan bahwa mereka hari ini mau memasang mebeler. Saya pun baru saja diberitahu bendahara bahwa petugas pemasang mebeler sudah di ruangan dan sedang berlangsung pemasangan mebeler. Bergegas untuk memastikan ke ruangan mebeler dan memang ada empat orang yang sedang bekerja, termasuk A Regi yang tadi malam menelpon. 

Seperti biasa jika ada tamu dari luar, sekolah minimal memberi minuman dan makanan kudapan, tetapi saat yang bersamaan mereka menanyakan bahwa jika mereka mau membeli nasi ke mana dan di mana rumah makan yang tersedia. .Saya hanya menjawab bahwa dari sekolah ke tempat mskan cukup jauh. Sekitar lingkungan sekolah tidak ada rumah makan. Kecuali kalau pesen nasi atau liwet saat  sebelumnya di warung sekolah.

Tak lama berselang Pa Agus Bendahara sekolah datang membawa bala-bala atau kudapan. Mereka baru menikmati kudapan. Saya persilakan pada mereka jamuan alakadarnya. Sempat berbincang dengan mereka bahwa mereka berempat datang tadi pagi dari Bandung langsung menuju sekolah.

Selanjutnya usai siswa tes terakhir PSAS sesuai agenda saya laksanakan rapat di ruang guru. Sebagaimana biasa sebagai pembuka  rapat disisipkan ucapan apresiasi dan terima kasih pada panitia PSAS  , Bapak/Ibu Guru semua atas terlaksananya kegiatan. Serta ucapan terima kasih atas persiapan dan kerja sama untuk kegiatan PKKS lusa, Rabu 11 Desember di SMPN 2 Cililin. Saya cek sejauh mana persiapan PKKS yang telah tim dan guru laksanakan. Setelah rapat, lantas saya pulang, lupa akan apa kemauan petugas mebeler yang mencari makan.  Padahal sepertinya mereka lapar dan sangat ingin makan siang. 

Sesampainya di rumah baru saya ingat dan sadar betapa mereka sangat  lapar saat menanyakan penjual nasi. Saya betul-betul baru tersadar dan merasakan bagaimana rasanya, ya, mereka sedang  bekerja, ya perut terasa keroncongan. Merasa diri bersalah sungguh parno. Tidak saja saya tidak memberi makan, tetapi juga lupa memberi ongkos atau uang rokok. Lengkap sudah rasa bersalah hari ini. 

Menjelang magrib lagi- lagi hati kecil saya terus berbicara. Pada akhirnya saya memutuskan minimal saya harus transfer (tf) uang rokok pada A Regi anggap saja ia ketua kelompok nya.  Saya hubungi A Regi mohon maaf dan minta nomor rekening untuk tf uang transfor alakadarnya. Tak lama A Regi mengirim nomor rekening dan saya tf sebesar 200 ribu rupiah. Walau tidak seberapa, minimal adat timur untuk selalu memberi  atau menjamu tamu.

Ketika memberi tahu bahwa saya sudah tf pada A Regi,  A Regi menanyakan penginapan sekitar Cililin. Kaget juga saya, karena sudah magrib begini mereka masih berada di Cililin bahkan bukan  hanya empat orang melainkan 30 orang. A Regi menanyakan tempat penginapan yang bisa menampung 30 orang. Saya membayangkan betapa mereka saat itu butuh bantuan dari orang orang yang mengetahui penginapan sekitar lingkungan Cililin. 

Hikmah dari apa yang saya alami tadi siang sejak bertemu petugas mebeler sampai dengan dapat membantu menunjukkan tempat penginapan kepada petugas mebeler tersebut adalah yakin bahwa itu petunjuk kebaikan dari Alloh SWT. Ketika nurani berbicara dan tak dapat ditunda lagi yakinlah bahwa itu hidayah untuk terus melangkah menyandarkan diri berbakti dari apa yang kita lihat, dengar, dan sebagainya. 


Bandung barat, 16 Desember 2024

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit

YANG BAPAK TANAMKAN