Mendorong Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila

 Mendorong Terwujudnya Profil Pelajar Pancasila


Era digital dan teknologi online menyusup berbagai sendi kehidupan secara cepat. Dampak positif maupun negatif berbanding lurus relevan dengan pengguna dan media yang digunakan. Tak terkecuali peserta didik bahkan anak seumur jagung pun menjadi pengguna teknologi digital (salah satunya HP). 

HP menjadi teman hidup mereka generasi kita. Di satu sisi khusunya peserta didik, mereka semakin cerdas. Sumber belajar tidak terbatas ruang dan waktu. Peserta didik mampu belajar secara mandiri, semakin kritis, kreatif, dan inovatif. Di sisi lain terdapat kegundahan yang luar biasa jika dihubungkan dengan sikap dan karakter peserta didik. Sementara keberadaan guru dalam pembelajaran tak dapat tergantikan oleh teknologi apapun. Pelayanan dan kasih sayang sejati seorang guru adalah  keniscayaan. 

Tuntutan Tujuan Pendidikan Nasional dan terwujudnya Generasi Emas 2045 dengan Profil Pelajar Pancasila adalah target pendidikan saat ini. Oleh karena itu, guru tetap menjadi garda terdepan untuk membimbing, mengarahkan, dan mengantarkan peserta didik pada cita-cita luhur tersebut. Profil Pelajar Pancasila menjadi dasar dan tolak ukur pada setiap tindakan dan perilaku peserta didik. 

Terdapat beberapa langkah untuk mendorong terwujud nya Profil Pelajar Pancasila, yakni sebagai berikut. 

1. Guru tetap menjadi teladan bagi peserta didik. Prinsip Ki Hajar Dewantara "Ing ngarso Sung Tulado", tetap menjadi prinsip guru. Pastinya teladan dengan karakter baik dan mendidik akan ditiru selamanya oleh peserta didik. Termasuk guru bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlaq mulia dalam kehidupsn sehari-hari pasti ditiru oleh peserta didik.

2. Sejatinya guru melayani murid dengan sepenuh hati. Guru tidak sekadar menggugurkan kewajiban. Materi tersampaikan setelah iru, usai pekerjaan. Sebaliknya, guru melayani murid dengan sungguh-sungguh berpusat pada kebutuhan murid. Mau menjadi sahabat murid, sekali gus orang tua, dan pemimpin murid di sekolah.

3. Dalam pembelajaran saatnya guru menghargai keberagaman murid. Murid di era digital lebih beragam dibanding era sebelumnya. Meskipun sebenarnya kita menyadari dari dulu sampai sekarang keadaan murid kita baik dilihat dari minat, bakat, kesiapan, dan gaya belajar pastinya sudah beragan. Namun, dengan adanya tuntutan pembelajaran berdiferensiasi, kiranya kita lebih menguatkan kembali bagai mana keadaan keberagaman murid tersebut. Melalui penguatan pembelajaran berdiferensiasi, diharapkan murid sungguh sungguh belajar sesuai dengan kompetensinya. 

4.  Penguatan pembelajaran berdiferensiasi akan memberi peluang kepada guru dan murid untuk  lebih optimal mengelola gaya belajar dan pembelajaran. Dengan kata lain belajar dan pembelajaran dilakukan lebih fleksibel. Artinya, pembelajaran guru dilakukan dengan leluasa tanpa paksaan da tuntutan, belajar pun demikian. Pada diri murid dipastikan akan terbentuk kemandirian, kreatif, kolaboratif dan bernalar kritis. Inilah yang dimaksud bagaimana mendorong terwujudnya profil pelajar pancasila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

Kopdar Tiga dan Hal Tak Terduga

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit