YANG BAPAK TANAMKAN
Jika seorang meninggal dunia putuslah segala amalnya. Kecuali tiga, yakni satu ilmu yang bermanfaat, dua sodakoh jariyah, dan tiga anak yang soleh dan solehah yang selalu mendoakan orang tuanya. Demikian pun tatkala Bapak meninggal, putuslah segala apa yang berhubungan dengan urusan duniawi Bapak, kecuali yang tiga disebutkan di atas.
Perasaan dan ikatan batin anak terhadap Bapak tak dapat dimungkiri, segala langkah dan tingkah, serta tindakan Bapak selalu menancap dalam hati dan pikir. Tak terasa saat mendoakan mendiang Bapak, tergambar selalu apa yang Bapak tanamkan kepada anak-anaknya. Termasuk saya pengagum berat program Bapak. program yang ditentang oleh hampir seluruh saudara dan anggota keluarga.
Program jangka panjang Bapak yang bersebrangan dengan orang pada umumnya, menjadi bumerang keluarga. Hingga pada saat menjelang meninggal dunia, Bapak berwasiat pada saudara yang sudah agak jauh hubungan kekerabatannya, sebut saja Paman Tedi. Bapak sambil menangis mengatakan pada Paman Tedi bahwa tolong bantu Mimin (saya) untuk membelikan tanah kembali seandainya tanah yang tergusur pabrik itu terjual. Hal itu Paman Tedi katakan setelah seminggu Bapak meninggal.
Situasi desa transisi yang berubah menjadi kawasan industri, dipastikan berubah pula kehidupan masyarakat desa tersebut. Perubahan baik dari sisi status sosial ekonomi, karakter dan gaya hidup, maupun pandangan dan prinsip hidup. Perubahan status sosial masyarakat boleh jadi meningkat, atau sebaliknya semakin banyaknya tanggungan masyarakat miskin. Karakter dan gaya hidup yang berkembang adalah gaya hidup konsumtif dan berjiwa hedonisme. Ukuran keberhasilan berdasar materi dan benda yang terlihat. Begitu pun prinsip hidup, ukuran bahagia terkadang berdasarkan uang semata.
Pandangan dan prinsip hidup Bapak masih berprinsip banyak tanah lebih baik daripada sekadar menyimpan uang di bank atau membuat kontrakan rumah. Artinya, ketika misalnya tanah tergusur pabrik atau jalan raya, prinsip Bapak sebagian dari uang penjualan tanah harus dibeliikan tanah kembali bila perlu sama luasnya bahkan lebih luas dengan tanah yang terjual. Boleh jadi membuat kontrakan untuk disewakan, tetapi jangan sekali pun tidak menyisihkan untuk membelikan kembali tanah yang terjual tersebut.
Bapak berpandangan ke depan bahwa tanah warisan atau guna kaya adalah harta untuk diwariskan kembali kepada anak bahkan cucu. Bapak tak ingin anak atau cucu tinggal hanya pada sebidang tanah sempit dikelilingi kontrakan. "Tetaplah miiliki tanah, walau di wilayah terpencil tempat yang jauh dari keramaian desa sekarang, satu waktu, pastikan daerah pinggiran ramai seperti desa kita sekarang!" pesan Bapak kala itu.
Gaya hidup hanya dengan memiliki mobil dan uang di bank adalah bukan pribadi orang tua pekerja keras atau petani dulu. Sifat hidup sederhana selalu menyisihkan sebagian harta pada barang yang tidak gampang terjual itu lebih baik daripada hanya mengumpulkan uang di bank. "Lho Pak, mengapa?" saya timpali selalu, ucapan Bapak.
"Gaya hidup konsumtif dan hedonisme, akan terjawab akibatnya setelah Bapak meninggal nanti, ' ungkap Bapak yang selalu terngiang di hati sanubari ini.
Ya, sejatinya kita tidak lepas kendali ketika masih ada harta peninggalan orang tua. Warisan adalah tetap warisan. Seperti halnya negeri tercinta, tanah, air, dan bangsa adalah milik generasi mendatang yang perlu dijaga dan dilestarikan. Terimakasih Bapak! Ilmumu akan terus bermanfaat. Aamiin.
Bandung Barat, 26 Agustus 2023
Mantab. Orang tuaSelalu mengajarkan kebaikan bagi anak-anaknya
BalasHapusMtr nuwun Pak!
HapusOrangtua (Bapak) Bu Mimin telah menanamkan nilai2 dan karakter yang baik. Mudah2an senantiasa dihayati.
BalasHapusSiap, Mtr nuwun sanget Bapa!
Hapus