PERJALANAN PERTAMA MENGENDARAI SEPEDA MOTOR
Hari ini, Selasa 29 Agustus 2023 target harus bisa mengendarai sepeda motor usai sudah. Delapan bulan berjalan akhirnya hari ini Alhamdulillah saya menggempur pegunungan dan perbukitan ke sekolah pinggiran tempat saya bertugas. Sungguh sesuatu hal yang menegangkan, menakutkan, dan butuh keberanian super tinggi.
Tak ada hal yang tidak mungkin itulah prinsip hidup yang harus dipegang dan menjadi jati diri pembelajar sepanjang zaman. Menjadi pemimpin satuan pendidikan di puncak perbukitan, tantangan dan kekuatan tersedia dari luar dan dalam satuan pendidikan itu sendiri. Tantangan dan kekuatan baik secara fisik maupun psikis. Salah satunya adalah tantangan secara fisik mau naik apa saya datang ke sekolah. Selanjutnya, apakah harus selalu bergantung pada orang lain? Mungkinkah saya yang selama ini belum mampu mengendarai sepeda motor, pada satu waktu bisa membawa motor sendiri?
Pertanyaan mampu dan tidak mampu mengendarai sepeda motor dengan tekad kuat dan belajar yang semangat akhirnya tuntas sudah. Dimulai dengan dibimbing keponakan bagaimana menghidupkan dan mematikan sepeda motor, serta naik dan turun dari motor, terus saya pelajari dan dipraktikkan. Pelan-pelan jalan sekitar lingkungan rumah, lambat laun membiasakan naik sepeda motor ke pasar, bisa ala biasa, lumayan tangan memegang stang motor sudah agak terkendali.
Semakin yakin dan ajeg, serta bisa kendalikan sepeda motor, saya memberanikan diri bersepeda motor ke jalan raya, itu pun jalan di pagi hari pukul 6.30 dengan harapan di jalan belum begitu ramai. Semakin penasaran pula, saya memberanikan diri untuk uji nyali bersepeda motor ke tempat yang lebih jauh. Kurang lebih dua jam perjalanan uji kefokusan berkendaraan terlaksana dengan baik. Ya, itu juga ada kesalahan, saya belum bisa memijit sen kiri ataupun kanan.
Semakin banyak berlatih, semakin kuat pula keinginan untuk lanjut bisa berkendara ke sekolah. Itu pun sebelum lepas membaws motor sendiri, ketika diantar keponakan atau Si Bungsu yang mengajarkan pula pernah sekali saya yang mengendarai di wilayah yang kira-kira tidak berbahaya. Hingga pada satu waktu, saya meminta rekomendasi dari Si Bungsu untuk boleh membawa motor sendiri ke sekolah. Si Bungsu memberi izin dan itu pun tidak henti-hentinya memberi nasihat bagaimana cara mengerem dan mengatur rem kiri dan kanan.
Sehari sebelum pergi tepatnya hari Senin malam Selasa, hampir saja saya tak bisa tidur. Dalam ingatan hanya membayangkan bagaimana besok pagi menuju sekolah. Terbayang bagian wilayah jalan naik dan berbelok di tanjakan Juki, di Ciawi Tali, juga turunan setelah SD Budi Karya. Membayang pula bagaimana kalau ditanjakan berpapasan dengan mobil. Jalan sempit, bagaimana yah?
Pagi hari sebelum pergi minta doa pada suami moga saya bisa dan selamat sampai di sekolah. Pasrah diri pada Ilahi, dengan tekad dan semangat kuat, bismillah mulai mengendarai sepeda motor. Tidak lupa untuk selalu fokus, abaikan jika ada kendaraan lain. Saya selalu teringat kata salah seorang tetangga, "Bu, yang lain juga pasti takut pada kita, apalagi kelihatan kita masih belajar pasti mereka menjauhi kita". Demikian pun saat berkendara di tanjakan atau turunan dalam hati salalu menjerit, 'Ya, Alloh selamat kan saya!" gumamku dalam hati.
Tekad bulat bermotor sendiri akhirnya sampai juga di sekolah. Mereka Bapak/Ibu guru menyambut penuh ceria. "Akhirnya Ibu sampai di sekolah, Selamat dan sukses ya Bu!" seru mereka. Itulah kehangatan dan perjuangan yang belum apa-apa. Bisa!
Bandung Barat, 30 Agustus 2023
Alhamdulillah. Akhirnya bisa mengendarai motor sendiri ya, Bu. Semakin sering berlatih semakin tapis nyetirnya.
BalasHapusAlhamdulillah, htr nuhun Kang! Piduana biar makin lancar!
Hapus