RAPOR PENDIDIKAN DAN PERENCANAAN BERBASIS DATA
RAPOR PENDIDIKAN DAN PERENCANAAN BERBASIS DATA
Oleh N. Mimin Rukmini
Hari ini Jumat, 1 November 2024 penulis (saya) mengikuti kegiatan Implementasi Transpormasi Satuan Pendidikan Tahun 2024.di Hotel Novena Jl.Dr.Setiabudi, . Hal yang disampaikan narasumber yakni terkait Lapor Pendidikan dan 8 langkah aksi untuk membenahi hasil lapor pendidikan.
Menarik sekali peserta mendapat salah satu analogi bahwa ketika chek uf kesehatan pada dasarnya adalah untuk mengetahui, memperbaiki dan menyembuhkan penyakit dalam tubuh. Naah, rapor pendidikan di satuan Pendidikan umpamakan sebagai medikal chek uf untuk memperbaiki nilai apa yang belum baik, dan meningkatkan apa yang sudah baik yang ada di satuan pendidikan. Intinya, rapor mutu berfungsi sebagai gambaran nyata capaian, mutu layanan, dan kualitas satuan Pendidikan tertentu. Dengan data kontekstual/ gambaran nyata (pembelajaran, literasi, numerasi, dan survai lingkungan) tersebut dijadikan dasar untuk penyembuhan dan perbaikan dari unsur-unsur di atas.
Yang menjadi masalah khususnya penulis sebagai manajer di satuan SMP Negeri 3 Cililin kurang mendekati dan menggali rapor pendidikan itu. Bahkan saat pelatihan ini berlangsung, satuan pendidikan yang saya pimpin termasuk ke dalam 13 satuan pendidikan yang belum mengakses dan mengunduh rapor pendidikan. Sungguh menjadi pembelajaran berharga dan ini tak boleh berulang lagi menunda-nunda hasil rapor pendidikan.
Namun, di balik satu kelalaian yang telah terjadi, beberapa kegiatan yang berlandaskan pada hasil rapor pendidikan telah kami lakukan. Dapat kami laporkan hasil rapor pendidikan yang kurang atau masih bertanda kuning atau merah yakni aspek literasi dan nunerasi khususnya SMP Negeri 3 Cililin dan Umumnya Kabupaten Bandung Barat, beberapa tahun terakhir (tahun ke VI 2024) mengadakan terobosan melalui kegiatan Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB). Tantangan membaca yang langsung dikomando oleh Kadisdik KBB sebagai bagian dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) , melalui tiga strategi yakni pembisaan, pengembangan, dan pembelajaran. Setiap tahunnya tantangan itu berpariasi ada yang tiga bulan, lima bulan, bahkan tujuh bulan. Dalam setiap bulan, misalnya peserta didik yang mengikuti tantangan minimal mampu membaca dan menulis review 3 buku. Peserta didik yang demikian dianggap lolos tantangan dan mendapat sertifikat dari Kadisdik Bandung Barat.
Selain peserta didik, guru pun diikutsertakan mengikuti tantangan seperti yang dilakukan peserta didik, bahkan guru harus meloloskan peserta didik yang didampinginya. Tantangan guru, ya membaca dan mereview, juga mendampingi dan meloloskan antara tiga sampai dengan lIma peserta dIdik.
Berbeda dengan tantangan siswa atau guru. Tantangan satuan pendidikan di tahun 2024 dibagi ke dalam tiga level. Karena dilatarbelakangi dan lebih bersandarkan pada hasil lapor pendidikan, maka TMBB mewajibkan seluruh siswa kelas tujuh mengikuti tantangan dengan alasan kelas tujuh lebih dibimbing kegiatan literasi, numerasi, untuk menghadapi AN di kelas 8 nanti. Tantangan membaca dan mereview buku cukup satu buku dalam tiap bulan. Satuan pendidikan yang mampu meloloskan peserta didik kelas tujuh dianggap mengikuti tantangan level 1. Tantangan level 2, yakni satuan pendidikan yang mampu melibatkan semua peserta didik dalam tantangan, atau kelas 8 dan kelas 9 dilibatkan dalam Tantangan Membaca Kepala Sekolah (TMKS). Terakhir, untuk Tantangan level 3, yaitu selain melibatkan semua kelas 7 di TMBB, kelas 8 dan 9 di TMKS, satuan pendidikan juga berkewajiban membuat best praktis tentang kegiatan literasi, misalnya dalam bentuk buku. Guru yang terlibat dan menjadi Pembimbing literasipun dalam TMBB 2024 wajib melaksanakan pelatihan mandiri di PMM, minimal memiliki sertifikat pelatihan mandiri topik literasi, dan numerasi.
Secara khusus, SMP Negeri 3 Cililin mengikuti TMBB memasuki tahun kedua. Tantangan yang kami ikuti langsung ke level 3. Alhamdulillah, selain meloloskan tantangan semua peserta didik dan guru, kami juga membuat karya tulis best praktis dan buku antologi puisi. Petugas kebersihan, TU, komite, guru, dan kepala sekolah bergabung menulis puisi dalam buku "Torehan Asa SMP Negeri 3 Cililin".
Tidak hanya kegiatan GLS atau TMBB, dengan berdasar pada hasil rapor pendidikan masih banyak kegiatan lain yang berusaha untuk memperbaiki capaian mutu rapor pendidikan, termasuk di antaranya implementasi penguatan literasi, dan numerasi dalam pembelajaran, melalui Komunitas Belajar di sekolah atau luar sekolah. TMBB hanya sebagian kecil usaha untuk memperbaiki rapor pendidikan.
Mengapa Mengakses dan Mengunduh Rapor Pendidikan Tak Boleh Diabaikan?
Sepaham dengan rekan dan narasumber bahwa memang rapor pendidikan menjadi salah satu aspek penting dalam membuat perencanaan berbasis data (PBD). Rapor pendidikan dimaksud berfungsi sebagai alat refleksi sehingga menjadi dasar perencanaan peningkatan layanan pendidkan berbasis data.
Penulis sungguh memahami dan menyadari betapa pentingnya rapor pendidikan. Rapor pendidikan menjadi standar penilaian satuan pendidikan dengan tidak mengabaikan potensi yang sesuai dengan kontekstual satuan pendidikan itu sendiri. Rapor pendidikan menjadi sarana untuk meningkatkan layanan satuan pendidikan sehingga mencapai apa yang dicita-citakan sesuai dengan visi dan misi satuan pendidikan.
Penulis mengapresiasi setinggi-tingginya pada langkah Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah untuk terjun langsung ke kabupaten/kota dalam rangka sosialisasi dan penguatan rapor pendidikan. Kegiatan tersebut memberi penyegaran dan menguatkan kami untuk terus memajukan dan meningkatkan layanan pendidikan di satuan pendidikan. Apresiasi penulis ungkapkan pula kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Pak Kadis dan Pak Sekdis beserta jajarannya yang selalu mendukung pada setiap kegiatan layanan mutu pendidikan.
Perencanaan berbasis data adalah sebuah proses. Artinya, perencanaan, proses, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi, serta tindak lanjut yang terus berulang, sejalan dengan 8 aksi sebagai langkah peningkatan layanan pendidikan tidak akan serta merta langsung, atau sekali jadi berhasil. Tetapi, tentu perlu terus menerus secara berkelanjutan diperjuangkan oleh warga satuan pendidikan dan steak holders. Kordinasi, sinergitas antarelemen pendidikan dan pemerintah terus dikuatkan. Pada satu waktu, pendidikan yang dicita-citakan terciptanya Generasi Emas 2045 dan perserta didik dengan Profil Pelajar Pancasila berwujud. Semoga!
Penulis Kepala SMP Negeri 3 Cililin, dan salah satu anggota Tim Fasilitator GLS Tk KBB
Komentar
Posting Komentar