Resensi Buku "Kantorku, Surgaku"
RESENSI BUKU
Oleh N. Mimin Rukmini
Judul buku : Kantorku Surgaku
Pengarang : Idris Apandi
Penerbit: Amerta Media
Tahun Terbit: 2022
ISBN : 978-632-419-223-0
Jumlah halaman: 161 halaman
Penulis Buku "Kantorku, Surgaku" Idris Apandi adalah seorang Widyaprada Ahli Madya di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat. Penulis dengan segudang prestasi, dan penulis produktif. Selain menulis di media masa atau media on line, 51 lebih buku yang sudah Beliau terbitkan. Ibarat dua sisi mata uang, penulis buku ini menggambarkan lingkungan tempat kerja, yakni kantor yang kondusif menjadikan bahagia dan sukses sehingga penulis menyebutkan kantor adalah surganya.
Interaksi individu dalam sebuah lingkungan dan pengalaman hidup seseorang memberikan pembelajaran dan kesan tersendiri bagi orang itu. Demikian pula dengan pembelajaran, dan kesan penulis yang dipaparkan dalam buku ini. Buku "Kantorku, Surgaku" merupakan kumpulan esai dan opini sehubungan dengan penomena pergaulan di kantor, lembaga, organisasi, keluarga, atau lingkungan masyarakat. Dinamika interaksi di lingkungan dengan berbagai harapan dan eksistensi diri. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak terlepas dari komunikasi dan kolaborasi dengan orang lain melalui berbagai sikap, dan syarat yang harus dipenuhi agar interaksi berjalan mulus.
Buku ini memuat dua puluh tiga judul artikel. Di antaranya artikel pertama berjudul "Pemimpin dan Kepemimpinan Efektif". Seorang pemimpin semestinya memiliki budaya apresiasi terhadap sekecil apapun potensi dan prestasi yang dipimpinnya. Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan kinerja stap dan inilah salah satu inti dari kepemimpinan efektif.
Paparan judul artikel berikutnya mengupas masalah jangan jadi pemimpin yang memiliki karakter Taxic Leadership (pemimpin racun), dan jangan jadi pemimpin yang mudah marah. Sebaliknya, jika pemimpin baik staf dan pemimpin itu sendiri akan menyebut kantorku, surgaku. Ciri kantor tersebut tergambar pada judul artikel "Teman dan Lungkungan Kerja yang Kondusif", " 8 Tip Terhindar Mentalitas Takut Tersaingi", "Bagaimana Menangani Staf yang Kritis di Kantor", "Kumaha Sia We dan Kumaha Saena we", " Memanusiakan pegawai yang Purnabakti.
Selanjutnya adalah judul artikel yang bukan sekadar berbicara di lingkungan kantor melainkan lebih meluas ke lingkungan keluarga, masyarakat, atau media sosial. Artikel itu yakni tentang "Mending Jadi Pemain Utama di Tim Kecil daripada Prmain Cadangan di Tim Besar", "Pentingnya Budaya Terimakasih", " Budaya Aresiasi dan Kesehatan Mental", "Agama, Akhlak, dan Budaya", " Hindari Keseleo Lidah dan Keseleo Jari Jari Tangan di Media Sosial", "Kreativitas Harus Disertai dengan Moralitas", " Apakah Kita Sudah Menjadi Tetangga yang Baik? " , "Tuan Rumah Ramah, Tamu Pun Sumringah", dan " Berbagi Itu Bertambah". Sengaja saya tidak mengemukakan semua judul di dalam buku dengan harapan membuat pembaca lebih penasaran ingin membaca lanjutan tentang isi buku. Isi buku inspiratif, reflektif, dan menanamkan karakter sehingga berdampak untuk terus merefleksi diri.
Bahasa buku ini sungguh renyah. Bahasa sehari-hari yang sudah poluler, lugas, dan disisipi pula istilah asing, atau bahasa daerah, yakni bahasa daerah seperti tertulis kumaha sia we, kumaha saena we (halaman 49) yang artinya bagaimana kamu dan bagaimana baiknya.
Masih ada kesalahan penulisan buku di i antaranya masih ada kesalahan huruf atau tipo pada halaman 58, dan 70. Terlepas dari satu atau dua kesalahan penulisan tersebut, saya anjurkan Bapak, Ibu, atau Saudara untuk memiliki dan membaca buku ini. Buku dengan gaya bahasa dan isi keseharian yang berhubungan kangsung dengan lingkungan kehidupan kita, sungguh bermanfaat! Wallohu Alam.
Jadi penasaran dengan buku Kantorku Syurgaku....Ulasan yang sangat baik.
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih, Bu!
HapusSangat bagus dibaca untuk teman teman kita terkhusus di UPT Kemdikbud.. hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan, antara sesama bawahan baik yg PNS maupun non PNS..trik trik khusus untuk implementasi di kehidupan sehari-hari saya kira sangat penting untuk menjaga keharmonisan pada tiap tiap lembaga.. tidak bisa dipungkiri, gesekan gesekan dalam lingkungan kantor kadang terjadi. Ditunggu tulisan berikutnya Pak jempol buat Pak Helmi..
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih Bapak! Saya belajar menulis resensi
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih Bapak! Saya belajar menulis resensi
BalasHapusWah, ada semboyan baru, biasanya rumahku surgaku.... Ini beda.
BalasHapusPara KS dan manajer wajib baca buku ini ya.....
Muhun Teh. He he he, trimakasih!
Hapus