REKAMAN CCTV



Kamis, 18 April 2024, pukul 18.35, saya menerima telepon dari Pak Fanny. Ia mengatakan bahwa ada dua orang siswa terekam CCTV di salah satu objek wisata dekat sekolah melakukan perbuatan A-susila. Masyarakat seolah sudah ramai membicarakan  hal tersebut. Pak Fanny sendiri mengungkapkan ketidakpercayaannya, boleh jadi itu hanya hoax belaka. 


Saya terima laporan Pak Fanny. Ada rasa kaget, tetapi juga perlu dikaji ulang kalau-kalau perbuatan itu  tidak benar adanya. Saat itu juga saya  putuskan ke Pak Fanny untuk menindaklanjuti masalah. Untuk sementara seperti yang Pak Fanny katakan, sudah berbicara dengan Pak Agus bendahara sekolah. Pak Agus akan menggubungi langsung kepala desa tempat atau lokasi wisata itu berada, sekaligus menanyakan rekaman CCTV untuk membuktikan berita negatif tersebut. 


Usai berbicara panjang lebar di telepon dengan Pak Fanny, saya pun menelpon Pak Agus. Pak Agus mengonfirmasi besok dengan Pak Deni selaku  humas, siap nenghibungi Kades tempat wisata itu. Saya sepakat dengan Pak Agus dan Pak Fanny untuk menyelesaikan berita miring  yang menghadang siswa sekolah. 


Keesokan harinya, tadi pagi, saya datang di sekolah pukul 08.15, bersamaan dengan kegiatan readathon (membaca bersama seluruh warga sekolah di tempat terbuka/lapang upacara). Sementara saya menghampiri siswa dan guru di lapangan, sembari itu pula Pak Agus dan Pak Deni pergi untuk bertemu Kades, sebagaimana hasil diskusi semalam. Selesai membaca persama dan salah seorang guru Bu Hani Asnilawati menyampaikan review hasil bacaannya, saya pun mengarahkan alakadarnya manfaat membaca pada anak-anak. Walau sedikit panas, Anak-anak tetap antusias mengikuti kegiatan. 


Dalam manajerial persekolahan, selalu saja banyak hal yang perlu didisku. Seperti saat tadi di ruang guru baru saja Pak Agus dan Pak Deni datang di ruang guru, langsung diberondong pertanyaan Bapak dan Ibu guru lain. 

Pak Deni memaparkan jawaban dari Kades bahwa CCTV yang ada di lokasi tempat wisata itu sudah lama rusak kurang lebih enam bulan yang lalu. Sedangkan kabar miring bahwa ada siswa SMP terekam CCTV itu saat bulan puasa. Ini berarti berita hoax. Dari pihak Kades pun mengatakan bahwa andai saja ada siswa yang terekam SCTV, yang pertama melapor, ya bukan masyarakat, melainkan kami dari pihak desa pemilik CCTV dan pemangku wilayah. Pak Agus dan Pak Deni  menguatkan kembali pada Pak Kades dan jajarannya tetap bermitra dan  menjalin  kerja sama yang baik antara pemerintah desa dengan sekolah. 


Pada akhirnya kami menyimpulkan bahwa apa yang terjadi adalah berita hoax belaka. Namun tindak lanjut dari berita itu tetap masih dipantau terutama wali kelas (Pak Fanny). Rekan lain, humas, dan guru- guru tetap memantau serta mengklarifikasi pada masyarakat seandainya berita tersebut selalu muncul. 


Di kalangan siswa pun perlunya diselidik, jangan-jangan berita yang menggemparkan di masyarakat itu adalah ulah dari siswa itu sendiri. Diskusi berlanjut sampai pada sebab-sebab terjadinya hal yang tidak diinginginkan. Boleh jadi, adanya berita tersebut karena jam pelajaran di kelas sering kosong. Yang pada akhirnya siswa  banyak kelonggaran. Selain siswa ke luar sekolah atau bolos, juga karena penggunaan HP yang tidak terkontrol. 


Salah seorang guru dalam diskusi tadi agak lumayan sewotnya. Saya sebagai pimpinan bersyukur masih  diberi jernih pikiran. Saya kendalikan pula guru tersebut, maka redalah unek-unek   yang ia sampaikan. Ya, memang mengubah paradigma dan gerak langkah di sekolah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh pertimbangan dan kejernihan pikiran. 


Guru yang agak terbawa emosi tersebut terbilang guru rajin. Ia seolah meledak dengan keadaan kelas yang sering kosong. Saya pun demikian. Sehingga saat ke sekolah tidak tenang rasanya jika tidak berkeliling kelas. Minimal jika ada kelas kosong, menanyakan jam pelajaran siapa, dan tugasnya bagaimana.  Kami diskusikan pula bagaimana kerja piket harian guru. Guru piket harus benar-benar nemantau dan melaporkan guru yang berhalangan hadir. 


Diskusi dan rapat terbatas di ruang guru sungguh memberi arti tersendiri. Rencana tindak lanjut dari masalah ke masalah yang lain perlu dirembukkan kembali. Pada akhirnya hasil keputusan rapat tadi akan dilanjut pada rapat berikutnya hari Senin, 22 April mendatang. Diharapkan semua guru dan stap TU semua bisa menghadiri undangan rapat nanti. Agenda rapat selain membahas kehadiran guru di kelas juga persiapan US bagi kelas 9 (6 Mei) , P5 kelas 7, juga PAT bagi kelas 7 dan 8 10 Juni nanti.


Bandung Barat, 19 April 2024

Catatan Harian Kepala Sekolah

Komentar

  1. Judul dan isinya membuat heboh. Jadi penasaran ikut membacanya sampai tuntas. Hehe..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

Kopdar Tiga dan Hal Tak Terduga

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit