Sosialisasi TMBB Dan Motivasi Menulis Guru
Sosialisasi TMBB Dan Motivasi Menulis Guru
Oleh N. Mimin Rukmini
Hari ini Kamis, 16 Oktober 2024. Saya mendapat tugas menyajikan materi tulisan atau artikel ilmiah populer. Semula jadwal materi tersebut adalah pukul 16.00 setelah acara pembukaan. Namun, karena saya masih ada kegiatan lain, yakni musyawarah Besar MKKS di tempat yang berbeda, sehingga saya usul untuk dimajukan ke waktu pukul 19.30. Waktu demikian adalah tantangan bagi nara sumber untuk pandai-pandainya menarik peserta agar semangat menerima materi.
Sungguh di luar dugaan walau di waktu yang boleh dikatakan rawan, kurang lebih 90 peserta guru tetap antusias mengikuti materi yang saya paparkan. Ya, dimulai dengan permainan tepuk dan tangan untuk memusatkan konsentrasi peserta. Formula tepuk dan tangan adalah kunci untuk bertepuk tangan, misalnya saya katakan satu kali tepuk tangan berarti peserta bertepuk tangan satu kali, demikian seterusnya. Namun, jika saya misalnya hanya menyebutkan satu, dua, atau tiga kali tepuk berarti peserta tidak perlu bertepuk tangan karena kuncinya bertepuk tangan. Apa yang terjadi? Ada saja peserta yang tidak fokus hingga bertepuk tangan yang salah hingga menyebabkan peserta lain tertawa. Kalau memang peserta dirasa sudah fokus baru kemudian paparan materi dimulai.
Selain itu permainan yang saya sajikan, saya juga mencoba menyuruh peserta berhitung dengan mengganti nomor kelipatan 5 misalnya dengan nama-nama hewan. Dengan syarat nama hewan yang dikemukakan tidak ada yang sama. Ini pun termasuk permainan seru dan mengarahkan konsentrasi peserta.
Dalam materi "Artikel Ilmiah Populer" ini pada slide awal, saya sampaikan dulu motivasi mengapa harus menulis, dan manfaat menulis. Menurut Qatadah dalam Hudiata (2005) yang dikutip pula oleh Idris (2015) mengungkapkan, "Menulis adalah nikmat termahal yang diberikan Alloh, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah."
Berdasarkan kutipan di atas betapa kegiatan menulis secara khusus, dan umumnya kegiatan literasi itu teramat penting. Adanya ANBK bagi peserta didik menuntut penguatan literasi kepada peserta didik, sekaligus penguatan literasi bagi guru-gurunya. Inilah salah satu yang melatarbelakangi mengapa ada kegiatan "Sosialisasi Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) yang merupakan bagian dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS). TMBB sudah menginjak tahun keenam. Sejak tahun kelima kemarin TMBB diarahkan bukan hanya pembiasaan literasi, melainkan kearah pengembangan dan pembelajaran. Artinya, kegiatan GLS sepenuhnya diserahkan kembali pada satuan Pendidikan (Tantangan Membaca Kepala Sekolah (TMKS). Adapun kegiatan Sosialisasi lebih diarahkan pada pembekalan dan penguatan serta rencana tindak lanjut bagaimana GLS/TMKS itu dilaksanakan.
Selanjutnya peserta pun saya beri motivasi dengan mengemukakan slide yang berisi modal seorang penulis. Modal seorang penulis hanya satu, yakni ada kemauan. Mau meluangkan waktu, mau membaca, mau berlatih, mau tidak cepat putus asa, dan mau bertanya kepada orang yang dianggap lebih pandai dalam menulis.
Saya sampaikan pula kepada peserta bahwa betapa manfaat menulis itu luar biasa. Menulis melatih kepekaan rasa ingin tahu, mendorong mencari referensi, menuntut berpikir sistematis, mengurangi rasa stres, atau menyenangkan, serta menjadi obat yang menjadikan seseorang nyaman dalam hidupnya.
Kembali pada materi Menulis artikel ilmiah populer. Artikel ilmiah populer secara sederhana disebut dengan artikel, yakni tulisan yang dimuat di media massa, isinya membahas materi tertentu, yang disajilkan secara padat, ringkas, dan jelas, menggunakan bahasa yang lugas, ngepop, dan sederhana, dengan tujuan menyampaikan informasi gagasan, pengalaman kepada pembacanya. (Idris, 2015; 53)
Sebagaimana pengertian artikel di atas, artikel populer lebih kepada sajian tulisan yang lebih sederhana membahas tentang masalah sesuatu berdasarkan pengalaman dan ada unsur subjektivitas penulis, singkat, padat, dan jelas, serta menggunakan bahasa yang dapat dipahami secara umum atau ngepop.
Paparan materi artikel berikutnya lebih kepada sajian pengalaman praktis menulis bukan secara teoritis. Peserta diajak menulis diberri waktu sepuluh, sampai 20 menit. Dalam tempo sekian waktu, ada dua belas tulisan dari peserta yang langsung dishare dalam grup whatsapp TMBB. Salut dan bangga, saya. Peserta sungguh antusias. Berani menulis, dan berani mempublikasikan.
Dari sajian menulis artikel tersebut dapat saya simpulkan bahwa pada dasarnya guru-guru secara umum mau dan mampu menulis. Tinggal bagaimana menanamkan agar kegiatan menulis itu menjadi kegiatan harian dan nenjadi bagian dalam kehidupan. Konsistensi menulis akan berdampak pada hasil menulis dan mewujud karya keabadian. Semoga!
Stasiun Kertasono Jatim. KA Malabar, perjalanan menuju Kopdar 3 Malang. 26 Oktober 2024. Penyelesaian artikel yang tertunda. 03.43.
Catatan harian kepala sekolah 2
Komentar
Posting Komentar