Merah Putih dan Kemerdekaan
Pentigraf
Merah Putih dan Kemerdekaan
Oleh N. Mimin Rukmini
Mentari bersinar terang walau waktu baru menunjukkan pukul 07.00. Aku dan suami mengenakan baju korpri bergegas menuju mobil mengingat dalam undangan upacara bendera akan dimulai tepat 07.30. Alangkah kagetnya suami, tatkala melihat tiang bendera merah putih tersandar di pagar. Begitu pun aku. Sembari masuk lalu melajukan kendaraan, suami mengatakan bahwa bendera sudah dipasang, tiangnya pun ditancapkan ke dalam tanah.
Persiapan untuk menyambut peringatan kemerdekaan hari ini, seperti yang lain sudah kami siapkan sejak minggu awal Agustus. Hari Kemerdekaan yang sakral kita peringati sebagai wujud cinta dan bangga pada tanah air sendiri. Bendera merah putih berkibar sejalan dengan berkobarnya deru Kemerdekaan, mengisi, dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Semangat para pejuang yang telah gugur, mengalir dalam dada tanpa terukur ruang dan waktu. Duka mendalam jika bendera diambil dalam waktu yang selalu diimpikan.
Dalam perjalanan menuju lapang kecamatan terus saja kami mengobrol dengan suami. Tentang perjuangan dan kemerdekaan itu sendiri. Tentang semarak api kemerdekaan yang terus dikobarkan. Bendera merah putih, dan umbul-umbul di jalan dan gang sungguh memesona. Kecuali satu ditempatku bendera Merah Putih lambang kebanggaan dan harga diri bangsa bisa sirna oleh, entahlah? Kami hanya berbicara, "Hari Merdeka bukan berarti merdeka mengambil bendera merah putih, kan? Malu!"
Bandung Barat, 17 Agustus 2025
Hari peringatan Kemerdekaan ke 80
Komentar
Posting Komentar