Hanya Sepuluh Juta

 HANYA SEPULUH JUTA

Pentigraf

Oleh N. Mimin Rukmini

Kutergesa-gesa Semangat Empat Lima memburu jalan raya lewat gang kecil. Sebagaimana janji semalam, hari ini aku dan suami mau membayar tukang  perbaikan rumah. Gelang dan surat pembelian  emas  kubawa dengan hati-hati. Gelang satu-satunya yang biasa dikenakan sekarang berpindah tempat, disimpan di dompet untuk dijual. Dua rasa berkecamuk antara semangat membayar tukang, dan sedikit kecewa terpaksa harus melepas gelang kenangan. Kenangan perjuangan ekonomi keluarga. 


Suami telah menunggu agak lama. Terlukis senyum simpul bahagia melihat sang istri mendekati kursi di samping kemudi suami. Kukatakan padanya bahwa gelang siap dijual. Setelah dijual nanti kami akan  langsung menuju lokasi rumah yang sedang diperbaiki. Perumahan sederhana di puncak bukit, lima kilo meter dari terminal kota wisata. Suami mengiyakan. Aku pun membawa makanan alakadarnya untuk bekal di perjalanan. 


Tak lama  di jalan, kami pun sampai di toko emas yang dituju. Sengaja aku melihat-lihat dulu aneka perhiasan emas di toko tersebut. Bergaya seperti orang yang mau membeli, kubertanya dahulu harga emas saat ini. Pelayan menyebutkan harga saat ini sekitar 700 sampai 720. Harga yang cukup pantastis sehingga diperkirakan hasil penjualan gelangku pasti 14 jutaan. Kusungguh bersyukur. Apa yang terjadi, ketika kukeluarkan gelang dan suratnya, gelang hanya dihargai 10 juta, itupun hasil memaksa. Meriang sekujur tubuhku. Innalillahi wainnailaihi roziun. 


Bandung Barat, 15 Februari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

KOORDINASI MEMBANGUN SINERGITAS YANG TUNTAS