Ketika Dikejar Awan Hitam



Hari ini Rabu, 6 Maret 2024. Hari ke-46 mengendarai sepeda motor. Sungguh perjalanan hebat menegangkan. Menguras energi uji nyali. Memantik semangat pencitraan diri. Mendobrak langkah untuk terus bergerak dan maju berprestasi, dan pastikan menginspirasi. 

Motivasi dan uji nyali di atas bukan basa-basi belaka. Hal  demikian mendorong semangat perjuangan menaklukkan tantangan. Tantangan perjalanan yang   menanjak dan berkelok luar biasa. Dengan wilayah jalan tertentu berlubang, berbatu, dan licin. Sulit sekali memilih jalan untuk ukuran sepeda motor. Belum lagi kemampuan mengendarai yang masih minim dengan pengendalian tangan yang masih kurang. Sedikit terpeleset ban sepeda, alamat tergelincir di sela bebatuan. 

Pernah suatu waktu terguling karena kurang kendali sepeda motor terlepas, badan sempoyongan tak karuan. Beruntung Alloh masih melindungi hanya motor yang terguling. Sepeda motor yang berpapasan tadi mendengar dan melihat saya terjatuh. Mereka berdua menolong saya dan langsung mematikan sepeda yang masih menyala, selanjutnya membawa sepeda motor ke pinggir jalan. Posisi jalan ini teramat jelek, menurun, dan berkelok, sudah itu bolong-bolong besar dan berkerikil. Jalan tersebut ketika tergilas ban sepeda motor dan tangan kurang kencang menahan stang, menyebabkan motor tergelincir. 

Seperti musim hujan saat ini, turun dari sekolah awan hitam pekat sudah bergelayut di langit. Dengan terburu-buru dan desakan  dari guru saya cepat menaiki sepeda motor dan pergi. Berharap tidak kehujanan, saya pacu sepeda motor di jalan menurun sesekali direm, kendali di speedo meter menandakan 20 sampai 30 jam per-KM. Sambil terus berdoa, saya pacu sepeda motor. Gerimis mulai turun. Awan di langit hitam pekat, ada pula terlihat sepintas awan memutih  telah turun menjadi titik-titik air, pertanda bahwa hujan lebat segera  turun. 

Saya terus memacu sepeda motor, dalam hati terus menjerit memohon perlindungan pada-Nya. Tatapan mata terus memandang jauh ke depan. Fokus bagaimana ketika berpapasan dengan sesama sepeda motor atau mobil atau orang yang berjalan kaki di pinggir jalan. 

Wilayah jalan yang rawan saya lewati dengan hati-hati. Turunan atau  jalan berkelok satu per satu telah saya lewati. Hingga akhirnya sampai pada jalan aspal utama, plong hati sungguh bersyukur. Laju dan terus melaju di jalan besar sambil cemas terus meremas pikir ini karena rasa dikejar hujan lebat, akhirnya Alhamdulillah saya sampai di rumah. 

Di depan pagar rumah langsung berhenti, apa yang terjadi? Innalillahi, saat sepeda motor dimatikan saat itu pula dada kanan terasa nyeri yang luar biasa.  Setengah berteriak saya panggil anak saya. Entahlah! Pusing, nyeri dada, mulas diperut, bicara pun susah. Antara sadar dan tidak, saya nyampe pula di tempat tidur. 

Dalam mata terpejam dan terus berzikir,  sambil merasakan sakit, ada-ada saja yang numpang lewat. Perasaan di wajah ada yang lewat seperti semut, lalu saya garuk sedikit dengan telunjuk sampai 2 atau 3 kali. Lama-lama lebih terasa  menyisir kerudung. Astaghfirullah ketika mata dibuka ulat di pinggir kerudung, di atas mata. Saya menjerit Sejadi-jadinya, "Fahmi, hileud!". Artinya " Fahmi ulat!" 

Si Bungsu langsung mengambil ulat itu memakai kaus kaki yang tadi dibukanya. 

Bersyukur dengan kaget yang luar biasa gara-gara ulat merayap, saya bisa bangun dengan badan yang terasa lebih segar. Dari cemas berlebih, dan tegang di jalan raya, hingga tergeletak tak berdaya, ada hikmah yang luar biasa. Ya, terkadang hidup ini membuat geli, tetapi semangat juang terus berseri. Semoga!


Bandung Barat, 7 Maret 2024

Catatan harian Kasek

Komentar

  1. Ya Allah ...
    Penuh perjuangan Teh .. ..
    Berlipat pahalanya. ...

    BalasHapus
  2. Aamin Yaa Robbal Aalamiin. Mksh Teh!

    BalasHapus
  3. Bandung memang kota yg luar biasa. Setiap perjalanan, rasanya perlu perjuangan dan kesabaran. Pasti orang Bandung kebanyakan adalah tipe orang yang sabar dalam perjalanan. Hehehe... Salam buat Pak Ridwan Kamil :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

KOORDINASI MEMBANGUN SINERGITAS YANG TUNTAS