Lebih Tersedot dalam Lubang Masalah


             Foto dokumen Prof. Khoiri

Lebih Tersedot dalam Lubang Masalah

Oleh N. Mimin Rukmini

Luar biasa tulisan Prof Khoiri di Grup RVL, Minggu 2 Juni 2024. Isi tulisan mengungkapkan tentang kebanjiran ide versus paceklik ide. Orang yang kebanjiran ide biasanya adalah penulis yang berpengalaman. Penulis berpengalaman dalam satu waktu boleh jadi paceklik ide. Penulis paceklik ide kadang terjadi akibat dari tersedot dalam lubang masalah. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan  hingga tak mampu lagi melahirkan karya. 


Apa yang saya alami sebagai penulis pemula, dalam satu waktu boleh jadi kebanjiran ide, tetapi belum mampu menyalurkan banjirnta ide tersebut. Kemana akan dialirkan, dan di mana disimpannya ide. Pada akhirnya, ide banjir mau menulis ide ini, mau menulis ide itu, Ide-ide kembali mereda. Kering tanpa sisa meresap ke dalam tanah. 


Mengapa paceklik ide?  Saya sering paceklik ide, pertama karena terperosok pada lubang masalah. Biasanya saya terus memikirkan masalah, tidak dan belum mampu nenyelesaikan masalah sehingga waktu tersita dengan lebih banyak melamun. Seperti yang terjadi saat ini, beban administrasi yang terus nembersamai membuat hampir tersita pula pekerjaan lain. Belum lagi beban manajerial sekolah, keluarga, juga orang tua. Dalam pikir betul-betul telah ingin menulis. Rasanya hati sakit dan ingin menulis, namun apa daya tangan tak sampai. Saya belum bisa menuliskan ide. Akhirnya ide kocar-kacir entah ke mana. 


Untuk menumbuhkan ide menulis, saya berusaha  membaca satu atau beberapa tulisan hebat. Tetapi, beberapa saat ingat lagi lubang masalah, lupalah lagi bahan bacaan yang hendak saya ramu. Judul sudah saya rancang bahkan berusaha untuk menuliskan paragraf pertama, eeh karena kembali ke lubang masalah (administrasi, manajerial, dsb.), terhapus lagi deh idenya. Dengan kata lain paceklik ide lagi. 


Hal berikutnya penyebab paceklik ide akibat banyak lupa dan kegiatan. Salah satunya tanggal 20 Mei yang lalu saya mau mengikuti pelatihan menulia resensi, apa yang terjadi? Minggu sebelumnya karena mungkin terlalu semangat atau entah kurang literat membaca info, saya malah sudah siap-siap di Zoom yang belum ada jadwalnya. Pada saat ditanyakan ke panitia ternyata zoomeeting itu acaranya Senin depan, ya tanggal 20 Mei itu. Sedih dan malunya malah pada saat zoomeeting berlangsung, saya lupa benar-benar lupa. Saya malah menelpon Ibu sampai selesai waktu webinar di zoom itu. Pukul 21.09 saya baru ingat, langsung membuka zoom, eeh acara pas langsung ditutup. Boro-boro dapat ilmu nenulis, bertemu wajah di zoom pun terlewat. 


Selanjutnya, paceklik ide terjadi karena terpaku pada batasan topik tulisan. Saya misalnya punya target menulis buku tunggal yang pastinya tentang satu wilayah ide, (tentang manajerial sekolah). Namun pada saat tertentu ide tentang manajerial itu belum terlintas, akhirnya pacekliklah ide. Padahal ada banyak masalah di sekolah, namun berhasil menemukan ide yang jitu. Entahlah? 


Dari hasil membaca tulisan Prof. Khoiri, dan apa yang saya alami dapat diambil hikmah serta  pembelajaran bahwasannya menulis memberi ruang berpikir sistematis, menjadi obat penglipur lara. Menulis menjadi kendali diri serta menuntut terus belajar merefleksi diri, hingga menjadi karya abadi. Terimakasih Pak Founder! Prof. Khoiri! Teruslah menginspirasi. 


Bandung Barat, 2 Juni 2024

Catatan harian kepala sekolah

Sumber; Tulisan Prof Koiri "Kebanjiran Ide" 2 Juni 2024, Grup WA RVL

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

KOORDINASI MEMBANGUN SINERGITAS YANG TUNTAS