PERJALANAN PERTAMA DI TAHUN 2025


PERJALANAN PERTAMA DI TAHUN 2025

Ada batu, tak bergerigi, jika ada waktu, pastilah pergi. Sengaja saya awali tulisan ini dengan karmina. Sekadar mengingat bahwa satu momen belajar tak hilang begitu saja dalam ingatan yang terkadang mulai menghilang.  Begitu pun berlalunya tahun 2024 dan berganti  dengan tahun  2025 menjadi catatan awal sejarah pada isi karmina di atas "jika ada waktu pastilah pergi". Pergi ke manakah? Pergi menemui Ibu mengendarai sepeda motor sendiri. 

Ya, bukan tanpa sebab memang di usia saya yang boleh dikatakan tidak lagi muda, usia lima puluh lima tahun jelang pensiun dari kedinasan mesti mengendarai sepeda motor  antara Bandung - Purwakarta selama tiga jam membutuhkan keberanian tersendiri. Melaju di jalan profinsi dengan banyak kendaraan besar seperti truk gandengan dan sejenisnya menjadi tantangan luar biasa. Namun bersyukur, sisa waktu ini masih bisa menemui dan menemani ibu walau hanya sekitar 24 jam saja. Bukan tanpa alasan pula mengapa pergi sendiri, ya karena memang suami tak bisa mendampingi, mengawali awal semesternya dengan jadwal kerja yang super padat. 

Sebagaimana yang telah direncanakan, Kamis pagi di 2 Januari tepat pukul 09.00 ini saya mulai  lajukan  sepeda motor berselancar dengan perkiraan sampai di rumah ibu pukul 12 an. Jalan besar dan berkelok memiliki keasyikan tersendiri. Saya selalu ingat suami bahwa jika mau mendahului mobil besar ambil sudut belakang kanan mobil. Tidak melewati batas tengah/pemarkah , jika yakin untuk mendahului, lajulah lebih kecang sepeda motor selama mendahului dengan lighting kanan yang tepat! Setelah melewati kendaraan tadi jangan sesekali langsung memotong ke arah kiri tetapi ambil lebih cepat dan jauh  ke depan mobil yang dilalui, baru kembalikan lighting pada posisi semula, dan lajukan sepeda motor jangan sampai membuat tanggung atau menghalangi kendaraan lain. 

Bertambahnya jam terbang perjalanan sepeda motor bertambah pula pengalaman mengendalikan sepeda tersebut. Ramainya berbagai jenis kendaraan dan titik jalan sepi dan perkotaan memiliki cerita tersendiri. Demikian pula berputarnya waktu, tak terasa Alhamdulillah sepeda motor telah membawa saya tepat di depan rumah Ibu. Ibu menyambut hangat dan penuh cinta. 

Saya selalu ingat kelakar ibu pada saat perjalanan pertama sepeda motor berkata, "Min kunaon maneh teh wanian-wanian teuing?"

Artinya bahwa mengapa saya (panggilan Mimin) terlalu pemberani? 

Saya juga menjawab dengan penuh canda, 

"Dalam diriku, mengalir deras darah Bapakku!"

Ya, prinsip, teladan, dan ikatan batin pada Bapak yang telah tiada masih terpatri dalam diri, lewat tengadah pada-Nya moga Bapak lapang di alam kuburnya. Ibu ketika saya sampai di rumah betul-betul terlihat bahagia. 

Bagaimana cerita Ibu saat saya temani menjadi kisah tak berbantah. Ibu selalu curhat apa  yang terjadi. Kali ini saya ajak Ibu naik sepeda motor berkunjung ke rumah Paman Taryat yang sedang sakit. Paman sakit gejala ginjal  berusaha menyembuhkannya dengan pola makan hanya nasi dan sayuran di gram. Makan pagi hanya 100 gram, siang 150 gram, dan malam 150 gram. Untuk sayur tidak dimakan berbarengan, tetapi ada jarak waktu dari setelah makan nasi. Luar biasa bukan? Tetapi, bersyukur penyakit paman sudah berkurang. 

Usai perjalanan dari Paman Alhamdulillah telah kembali di rumah Ibu. Seperti biasa, menjelang pulang besok pagi selalu saja ibu menyiapkan makanan, buah-buahan, atau pun beras untuk saya bawa. Makanan yang Ibu sisakan baik pemberian Adik, Mumun maupun Kakak Maman, sudah ibu siapkan dan dikumpulnya. Ibu selalu saja dengan nasihatnya bahwa makanan itu jangan sampai tertinggal. Hingga sejak malam hari apa yang mau dibawa pulang sudah saya simpan di sepeda motor. 

Pagi  menjelang siang di Hari Jumat pukul 10 lebih saya kembali pulang ke Bandung. Beruntung sesuai rencana di perjalanan agak lengang karena memang suasana hari Jumat dan anak sekolah masih libur semester. Alhamdulillah, pukul 14.07 saya sudah sampai kembali di rumah. Saya telepon Ibu dan saya beritahukan bahwa saya sudah sampai di rumah. 

Bandung Barat, 11 Januari 2025

Catatan perjalanan mudik 2-3 Januari 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

Kopdar Tiga dan Hal Tak Terduga