MENGAJAK MENULIS DENGAN TEKNIK TAK DISENGAJA

 


MENGAJAK MENULIS DENGAN TEKNIK TAK DISENGAJA

Oleh N. Mimin Rukmini


Bukan sulap bukan sihir, tetapi inilah fakta sesungguhnya. Di luar dugaan, mengajak membuat tulisan mengharap hanya satu atau dua paragraf, ternyata datang tulisan penuh. Sebut saja tulisan satu pengalaman lengkap. 

Di luar dugaan pula, dari enam belas guru, saya kira hanya lima atau enam guru yang membuat tulisan, tapi ternyata hanya satu guru yang tidak menulis.  

Adalah kegiatan Jumat sehat dan berkarakter (Jumater), 29 Agustus lalu saya mengajak Guru Wali untuk membuat kesan dan pesan pertama kegiatan mentoring Guru Wali yang dipadukan dengan kegiatan Jumater. Perintah menulis saya infokan dalam grup. Dengan isi arahan sebagai berikut.

"Jumat, 29 Agustus di Andes depan peserta kegiatan Jumater saya mengucapkan terimakasih pada Bapak/Ibu Guru, Kak Deden, dan Kak Irpan yang telah membimbing anak-anak dalam kegiatan Jumat Sehat, dan Berkarakter (Jumater). 

Kegiatan  melibatkan guru wali dan siswa, juga pramuka dengan kegiatan ngabolang membawa timbel. Jumater diharapkan berdampak pada peningkatan karakter siswa. Jumater pun, mendekatkan guru, siswa, dan semua warga sekolah. Memotivasi  seru, senang, dan luar biasa!

Catatan Kegiatan Jumater, 29 Agustus 2025"

"Bapak/Ibu Guru Wali, silakan buat catatan tadi tentang apa yang disampaikan Bapak/Ibu. Masalah/keseruan apa yang terjadi.

*Saya tunggu sampai pukul 21.00!*

*Cukup satu/dua paragraf (seperti di atas)* . 

*Intinya, buat kesan pesan Jumater tadi!* Tulis pula siswa yg tdk hadir.

Htr nuhuun🙏"

Sengaja sebelum perintah membuat catatan,  saya sertakan dahulu contoh kesan dan pesan hasil saya sendiri, seperti yang tertera di atas. Saya beri batas waktu membuat catatan.  Kesan dan pesan dikumpulkan sampai dengan pukul 21.00, dari awal perintah pukul 18.28. Dengan demikian, diharapkan guru langsung mengeluarkan angan yang terjadi tadi siang dan tidak nenunda-nunda waktu lagi. Kesan dan pesan yang masih hangat dipendam sebentar, lalu dikeluarkan dalam bentuk tulisan. 

Apa yang terjadi? Tepat pukul 21.11 saya membuka WA, catatan kesan dan pesan sudah masuk sebelas catatan dengan beragam jumlah paragraf, isi, dan cara penyampaian tulisan. Sungguh keren, dan luar biasa! 

Tentang jumlah paragraf, ada juga yang hanya satu atau dua pargraf, tetapi kebanyakan tulisan adalah lebih dari dua paragraf. Saya katakan walau saya memerintahkan hanya satu atau dua paragraf, dari sebelas tulisan tersebut adalah tulisan pengalaman yang selesai dan tuntas. 

Untuk guru yang belum mengumpulkan sampai batas waktu, saya tetap menunggu sampai dengan yang terakhir mengumpulkan keesokan harinya.

Cara penyampaian isi betul-betul menggambarkan suasana yang sebenarnya terjadi, dan memang dialami secara kontekstual. Bagaimana Guru wali merencanakan kegiatan mentoring,  tanya jawab sekitar masalah siswa, motivasi, dan cita-cita yang mereka impikan. Pada umumnya siswa, sekaligus Guru wali senang dengan kegiatan Jumater yang dipadukan dengan kegiatan mentoring Guru Wali, pramuka, juga olahraga walau sekadar jalan sehat di tempat terbuka. 

Saya kemukakan tulisan mohon maaf, ini dari salah satu tulisan yang seolah-olah guru ini anti menulis, namun dalam kesan-pesan ini luar biasa. Tulisan itu seperti yang terdapat di bawah ini. 

Jum'at 29 Agustus 2025 Saya mengemban tugas untuk menjadi guru wali siswa 7A dari absen 1-16.

Siswa yang tidak hadir diantaranya Arif Jaidi (sakit) dan M. Pahri Rivaldo (tanpa keterangan).

Kegiatan diisi sebagian besar mendengarkan curahan hati siswa dan diakhiri dengan makan bersama. Ternyata siswa lebih berani dalam menyampaikan keluh kesahnya dibandingkan ketika sedang di kelas.

Dengan adanya kegiatan Jum'ater hari ini, saya banyak mendapatkan info dari siswa tentang masalah-masalah yang ada di kelas sehingga itu menjadi PR untuk saya dalam mengatasi permasalahan siswa.

Klimaksnya, hari ini saya menjadi korban kehilangan HP sesaat. Entah bagaimana caranya 2 HP tersebut berpindah tempat ke tas PKS kesiswaan. Sampai saat ini kejadian tersebut masih menjadi misteri.

Tulisan salah seorang guru IPA tersebut, sederhana tetapi mantap! Kesan pesan yang diakhiri pengalaman hilang hp yang menggantung. Ini adalah cara dan teknik menulis menggantung supaya pembaca terus bertanya ending cerita pengalamannya. 

Tulisan kesan dan pesan kegiatan Jumater ini akan kami kumpulkan dan disatukan dengan target tulisan naskah buku yang telah dikumpul sejak awal bulan 2025, yakni target buku kedua antologi buku warga sekolah SMPN 3 Cililin. 

Sebelumnya, kegiatan menulis yang dengan sengaja menjadi target tulisan naskah buku antologi yang sudah ditargetkan sejak awal tahun, sulit terlaksana. Tulisan dari guru-guru lambat masuk ke kurator. Bahkan, tulisan hanya masuk dari beberapa orang guru. Itu pun harus selalu ditagih dan diingatkan. Nah, bersyukur dengan teknik lain, dengan cara mengajak menulis seperti ini, akhirnya Insya Allah target membuat buku antologi warga sekolah akan terwujud. Aamin

Bandung Barat, 1 September 2025

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit

PEK KOPER, MANEH BALIK TIHEULA NYA!