IBU DAN PENANAMAN KARAKTER KESANTUNAN

 IBU DAN PENANAMAN KARAKTER KESANTUNAN


Betapa bahagia ketika kita masih sempat makan bersama Ibu tercinta. Makan bersama dengan anak-anak  bahkan  dengan cucu kesayangan. Wajah-wajah ceria penuh keakraban dan senda gurau yang memukau. Apalagi makan bersama  pada saat bulan puasa seperti buka bersama di Bulan Ramadan tahun ini. Bulan penuh berkah dan ampunan dari-Nya. 


Adalah menarik untuk diperbincangkan dan sejatinya ini menjadi inspirasi dan teladan. Ketika makan bersama saat sahur beberapa waktu lalu melihat Ibu geser tempat duduk untuk sekadar memberi tempat duduk atau kursi untuk Cucu tercinta. Betapa hati ini terharu dan bangga bagaimana melihat tingkah Ibu yang sungguh mulia terhadap sang Cucu. Tidak terbantahkan pula bagaimana mulya dan santunnya kepada anak-anak.


Hal seperti ini boleh jadi merupakan hal mahal yang sudah jarang kita temukan. Atau masih banyakkah anak-anak muda yang memiliki jiwa peduli serta santun seperti yang penulis gambarkan di atas? Jawabnya pastilah masih banyak  generasi muda yang memersilakan orang lebih tua  ketika orang yang lebih tua memerlukan misal tempat duduk pada saat di angkot atau tempat umum. Budaya peduli lingkungan, dan sesama serta kesantunan masih tetap menjadi jati diri bangsa sebagai adat ketimuran. 


Kembali pada tingkah Ibu pada Cucu di atas, tak bisa dipungkiri penanaman karakter kesantunan pada anak masih menjadi problema utama. Apalagi dengan zaman gadget sekarang ini. Anak-anak bahkan orang dewasa kadang lupa keadaan karena fokus pada gadget (HP) yang dipegang. Mereka lupa dan harus  diingatkan. Boleh jadi kita harus sepakati bersama, selama makan bersama dilarang memegang HP. Dengan harapan tertanam kesantunan, minimal saat makan bersama. 


Menurut hemat penulis, anak-anak kurang peduli lingkungan salah satunya karena HP perlu untuk selalu diingatkan. Perlu ada kesepakatan mana saat memegang HP dan saat mana boleh menggunakan HP. Tidak anak, tidak Bapak, atau Ibu, manakala sudah menggunalan HP kita kadang melupakan keadaan sekitar. Sungguh HP telah memengaruhi kehidupan kita dan generasi kita ( Generasi Z). Salah satunya yang sering kita alami bersama saat duduk makan bersama keluarga. 


Ketika makan bersama, anak-anak harus bisa menyesuaikan di mana posisi duduk yang paling tepat. Maksudnya, jika misal anak perempuan tidak langsung berhadapan dengan Bapak. Posisi dekat dengan Ibu. Demikian misal kita bertamu, anak perempuan  tidak langsung berhadapan dengan Bapak yang punya rumah. Anak perempuan tidak mengambil makan berlebih. Cukup ambil satu, dan tidak minum air, dengan gelas yang  sedang diminum Bapak. Adat tidak tertulis ini, masih melekat erat pada kehidupan masyarakat modern atau zaman now ini.


Sungguh luar biasa orang tua mengajarkan kesantunan pada hal apa pun. Mulai dari cara bertamu, cara duduk, cara mengambil makanan, sampai pada saat berjalan pun diajarkan bagaimana posisi berjalan ketika bareng dengan orang yang lebih tua.  Adat timur yang menjunjung tinggi kesantunan perlu terus dikuatkan dan ditanamkan. Ditumbuhkan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masarakat. Masih banyak kesantunan lain yang sengaja tidak penulis kupas dalam tulisan sederhana ini. 


Bandung Barat, 25 Maret 2024

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

KOORDINASI MEMBANGUN SINERGITAS YANG TUNTAS