Sepenggal Kisah di Tahun 2013 - 2015
Sepenggal Kisah di Tahun 2013 - 2015
Oleh N. Mimin Rukmini
Sepuluh tahun lalu, perasaan masih kemarin. Engkau Suamiku mengantarku jauh di perantauan. Rasa dalam dada yang begitu terharu, bangga, sedih, pedih, suka, dan duka. Pokoknya segala rasa ada. Seperti permen nano-nano. Eh, masih adakah permen nano-nano?
Coba lihat Kawan! Wajahku dan suamiku masih belia, kan? ups! Maunya.
Begini Kawan, boleh jadi ada foto- fotoku dkk. di tahun antara 2013 - 2015 yang tersebar di FB tentang kegiatanku saat itu, yakni tentang tugas belajar di Surabaya. Maksudnya, saat tugas belajar dan mencari hiburan di kala penat belajar.
Ya, UNESA Ketintang Wiyata telah mengantarkanku melalui beasiswa P2TK Kemendikbud meraih pendidikan jenjang S2. Beserta dua puluh teman dari seluruh Indonesia di godog dalam perkuliahan penuh lika-liku perjuangan.
Selalu terlintas dalam bayangan bagaimana saat awal singgah di Surabaya. Sebut saja Aku ini Si Iteung yang baru pertama naik pesawat dan naik taksi. Uhuy, dag dig dug, cemas luar biasa. Itu kejadian di tanggal 24 Oktober 2013. Saat itu adalah registrasi ulang setelah pengumuman dinyatakan lulus dan diterima di UNESA. Teman-teman guru di sekolah sungguh khawatir padaku. Bagaimana tidak begitu, seorang Iteung mau pergi ke megapolit kedua setelah Jakarta, yaitu Surabaya. Haji Tuti salah seorang teman sampai-sampai menelpin temannya yang sedang bekerja di Surabaya karena terlalu khawatirnya pada Si Iteung ini.
Naah, itu kesan awal naik pesawat dan taxsinya bagaimana? Waah, aduhai! Dengan modal tekad dan semangat kuberanikan diri harus bisa sendiri ke Surabaya. Harus bisa membuktikan pada suami dan anak-anak bahwa setelah mereka memotivasi dan mendukung langkahku, tindakanku bulat, pergi tanpa diantar. Sebelum pergi semua rencana satu hari pergi pulang Surabaya - Bandung didiskusikan terlebih dahulu.
Perjalanan dari rumah pukul empat subuh, take off pesawat pukul 07.00 terlaksana dengan selamat. Bagaimana gambaran pertama di pesawat, luar biasa! Duduk di pesawat langsung dekat kaca, membuat mata terus memandang bumi jauh di awan. Kelokan sungai, daratan, dan pegunungan dari Bandung ke tempat datar daerah Jateng hingga Juanda, Jatim terus intim dalam bayangan sampai saat ini.
Turun dari pesawat, bersama penumpang lain disambut bis pengantar Bandara Juanda untuk keluar area landing pesawat. "Juanda, oh Juanda", batinku berucap syukur. Sebelum keluar bandara kubertanya untuk pesan taxsi. Alhamdulillah, langsung dapat dan langsung diantar ke Kampus Unesa.
Target di kampus adalah registrasi pendaftaran. Saat registrasi kuberkenalan pertama kali dengan orang Sulawesi, yakni Teh Nenci dan Kang Anderson. Kami langsung mencari kost-kostsan. Hanya sayang berkeliling dengan mereka belum dapat kost juga. Kuputuskan untuk istirahat di mesjid Unesa, dan berpisah dengan Teh Nenci, Kang Ander. Setelah istirahat sejenak, kumelangkah kembali mencari kamar kontrakan, akhirnya dapat. Tujuan pula dari awal, selesai registrasi harus dapat kontrakan hari itu juga karena nanti saat diantar suami kamar kontrakan sudah siap.
Sesuai jadwal pesawat pulang Ke Bandung, pukul 16.00 kusudah kembali ke Bandara Juanda dengan pengalaman naik taxsi kedua. Urusan ongkos tak pernah nanya lagi, ya karena merasa bahwa ongkos diganti oleh pemerintah itu. Berbeda dengan di Bandung, tak berani dan tak pernah naik taxsi karena memang dianggap mahal, waaaw!
Seperti pada saat pergi tadi pagi, pesawat selama kurang lebih 45 menit telah kembali mendarat di Bandara Husen Bandung. Target dan sasaran kegiatan pertama di Surabaya hari itu usai sudah. Kukembali sampai di rumah dengan selamat.
Naaah, bagaimana saat mulai perkuliahan atau sepanjang perkuliahan berlangsung, dengan teman-teman 20 orang satu kelas, kelas Bahasa Indonesia berjuang sampai titik sidang penghabisan. Dengan pariasi usia yang berbeda bisa dibayangjan bagaimana persaingan dalam belajar dan tugas kuliah. Usia kami saat itu ada di antara usia 25 tahun sampai dengan usia 46 tahun. Semua mesti kompak bergerak meraih cita dengan masing-masing membawa nama baik dari daerah tempat asal kami.
Sebenarnya, perjalanan kisah kuliah dua tahun ini masih panjang, kucukupkan sampai di sini dulu yah, kisahnya. Sekarang aku dan suami sudah berbeda dengan foto nasih unyu-unyu dari kisah yang kuceritakan. Sekarang kami sudah bercucu. Alhamdulillah.
Tulisan sekali duduk, setelah melihat foto di FB dengan suami, 10 tahun lalu melalui self editing tipis-tipis.
Bandung Barat, 13 Juli 2024
Saat kulihat foto yang dibagikan 10 tahun lalu di FB
Foto sangat membantu kita mengurai kenangan yang masih tersimpan dengan rapi di sudut hati yang jernih.
BalasHapusAlhamdulillah
Muhun Bun. Mtr nuwuun!
BalasHapusLuar biasa. Pengalaman yang tak semua pengalami
BalasHapus