Wisuda dan Keberagaman Budaya Lokal

 


Wisuda dan Keberagaman Budaya Lokal

Oleh N. Mimin Rukmini


Guru, dan orang tua mana yang tak bangga melihat penampilan peserta didik dalam berbagai ragam seni dan tradisi lokal saat pelaksanaan wisuda kelas 9 serta  Kenaikan kelas 7 dan 8. Unjuk gigi peserta didik ini merupakan agenda tahunan yang sangat ditunggu baik oleh peserta didik, maupun orang tua. Bagi sekolah- sekolah yang ada di wilayah  pinggiran wisuda dan kenaikan kelas menjadi tempat hiburan tersendiri.


Makna kata wisuda menurut KBBI adalah peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat: para sarjana yang baru lulus menghadiri acara -- bersama orang tua mereka. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia kata wisuda  memiliki arti upacara peneguhan gelar atau pelantikan bagi seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan. 


Dua pengertian kata wisuda tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan,   yang berbeda hanyalah kata  setelah sarjana dan setelah lulus dari satuan pendidikan. Artinya, kegiatan wisuda adalah ajang penyemangat dan apresiasi terhadap prestasi peserta didik.  Walaupun baru lulus dari TK atau jenjang pendidikan belum sarjana dikatakan wisuda, diharapkan satu waktu anak-anak atau peserta didik bisa menjadi sarjana dan diwisuda karena telah menempuh pendidikan sarjana (S1) .


Pelaksanaan Wisuda dan Kenaikan Kelas SMP Negeri 3 Cililin pada 25 Juni 2024 lalu mengisahkan kesan tersendiri. Dari kegiatan itu saya sebagai kepala sekolah atau pemimpin satuan pendidikan merasa terharu dan bangga akan prestasi yang telah diraih peserta didik. Demikian juga saya apresiasi setinggi-tingginya atas  kinerja pendidik serta tendik  yang luar biasa mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan wisuda. Atas kerja sama komite dan orang tua kegiatan ini pun berlangsung dengan sukses. 


Penampilan peserta didik yang disiapkan dari kurang lebih tiga bulan lalu memukau para penonton. Acara berlangsung lancar dan tertib mulai dari acara pembukaan, penampilan upacara adat untuk menyambut dua peserta didik putra dan putri  yang memiliki prestasi tertinggi atau disebut pengantin, serta sungkeman pengantin tersebut kepada sekolah dan komite. Pasangan pengantin mewakili peserta didik lain kelas 9 yang telah menyelesaikan studi untuk memohon restu pada sekolah melalui kepala dan komite sekolah. Saat sungkeman, biasa terjadi secara khidmat. Melalui nasihat dan perpisahan (isi sungkeman, dikemukakan petugas khusus) beberapa siswa, pengantin, dan saya sendiri meneteskan air mata. 


Sebelum sungkeman, diadakan dulu penyambutan dua pengantin tadi oleh yang disebut Aki  Lengser dan beberapa penari dengan tarian tradisional Suku Sunda dan sinden (vokalis Sunda). Aki Lengser dalam penyambutan sambil ngibing (menari) dan pepeta (bebicara dengan bahasa isyarat, mulut terbuka komat kamit dan gerakan tangan.  Beberapa menit berikutnya  Ambu (pasangan Aki Lengser) turun pula menari menemani Aki Lengser. Tepuk tangan dan tertawanya penonton menyertai tingkah Ambu dan Aki lengser. 


Usai upacara adat, acara selanjutnya adalah penampilan kreativitas siswa perwakilan kelas. Ada yang menari tari jaipong, pencak silat, ada juga paduan suara menyanyikan lagu perpisahan, dan sebagainya. Sejak awal acara, sebetulnya acara diselingi pula oleh sinden (penyanyi)  grup degung Kang Didin. Sehingga dari mulai acara sampai selesai tidak ada kekosongan acara. Saat pembagian rapor di kelas pun, degung dan sinden tetap berlangsung. Tak lupa ada  acara khusus kerja sama sekolah dengan SMK. Siswa SMK menampilkan pula pidato dalam Bahasa Inggris dan pencak silat. 


Puncak kemeriahan acara wisuda dan kenaikan kelas adalah saat acara apresiasi dan pembagian piala, piagam, serta medali  kepada siswa literat, siswa teladan dan tertinggi prestasi akademik. Yang sesungguhnya siswa berprestasi ini pun sudah terpasang di benner besar depan sekolah. Lalu pembagian rapor oleh masing-masing wali kelas. 


Selanjutnya, tak ketinggalan saya sampaikan juga   bazar makanan sajian dari tiap kelas. Sejak pagi sebelum acara dimulai  bazar makanan telah digelar. Meja bazar berjejer di pinggir lapang samping panggung dan tenda acara wisuda. Penonton atau para siswa dan orang tua sebelum kegiatan tadi berkeliling dan membeli makanan di area bazar  hasil karya siswa perwakilan kelas. 


Acara wisuda dan kenaikan kelas berlangsung meriah dari awal sampai akhir acara pukul 14.30. Sungguh kegiatan yang luar biasa! Wisuda dan keberagaman budaya lokal masih terpatri dalam karakter warga sekolah dan masyarakat kita. Wisuda dan kenaikan kelas diharapkan memicu semangat peserta didik untuk terus belajar dan melanjutkan studi sampai wisuda sarjana nanti. Oleh karena itu, sejatinya kita lestarikan kegiatan akhir tahunan sekolah ini. Bisa!


Sumber bacaan:

KBBI

Wikipedia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN

KOORDINASI MEMBANGUN SINERGITAS YANG TUNTAS