CITY TOUR KEDUA

 






CITY TOUR KEDUA


Hari ini, Sabtu 14 Juni 2025 pukul 07.00 pagi saya, suami, dan jamaah satu KBIH mengikuti City tour kedua. Hari yang sangat kami tunggu setelah beberapa hari yang lalu mengikuti Tour ke Jabal Stur, Jabal Nur, dan... 

Sungguh perjalanan wisata rohani yang super keren! Sepanjang perjalanan melihat pemandangan wilayah Mekkah, pegunungan batu, hingga Thoif yang menakjubkan. Subhanallah! Sepanjang perjalanan itu pula, kami disuguhi paparan penjelasan tentang tempat yang akan kami kunjungi. Di antaranya tentang Thoif. 

Nabi sebelum hijrah ke Madinah sasaran pertama adalah Thoif. Pak Ustaf memaparkan bahwa di Thoif dihuni orang-orang Qurais intelek. Sebagaimana tugas Nabi (Muhammad SAW) 

tugas Beliau adalah  berdawah, yakni mengajak pada kebaikan dan menghindari ke mungkaran. 

Saat berdakwah  di Thoif walau menghadapi  orang-orang Quraish intelek, seperti halnya di Makkah, Nabi mendapat perlakuan kasar. Pernah satu waktu muka Rosul berdarah dilempari batu. Namun begitu, walau mereka orang-orang Thoif sering berbuat kasar, Thoif pun seperti orang-orang Arab lainnya langsung menerima dakwah Rosulullah. Terbukt dalam waktu dakwah Nabi setelah Kerosulan Beliau 23 tahun, 10 th dakwah di Mekah, dan 13 tahun dakwah di  Madinah, orang;orang Arab langsung  menerima dakwah Rosul tersebut. Bukti bahwa Negara Arab mengakui dakwah Rosulullah, adalah Negara Arab menjadikan Syariat Agama Islam sebagai landasan berbangsa dan bernegara.

Kita sebagai umat Nabi memiliki tugas menyampaikan dakwah nabi di atas! Sesuai tugas masing-masing. 

Adapun cara berdakwah Nabi SAW /Rosulullah adalah  sebagai berikut. Pertama bilhikmah, artinya Nabi berdakwah dengan cara lemah lembut. Dua,  bilmauidotil hasanah, yakni cara berdakwah dengan diberi peringatan, atau nasihat secara baik-baik. dan terakhir melalui jadal ilmu, yaitu cara berdakwah dengan membawa diskusi  sesuai tingkat pengetahuan jamaah. 

Tiba di Thoif saya dan jamaah lainnya antre untuk naik Kereta Gantung. Antrean ketika hajian boleh jadi setiap harinya sana seperti saat saya ikut antrean menuju loket Kereta Gantung. Antrean jamaah haji  menuju loket tersebut entah berapa puluh meter. Yang jelas, antrean kami hingga naik di kereta gantung berlangsung hampir 120 menit. Selama ada dalam antrean saya bertanya di mana dan kemanakah arah kereta gantung karena hanya satu lorong bangunan yang terlihat ada jalan, hilir mudik kereta gantung. 

Setelah 120 menit mengantre, tibalah saatnya kami masing-masing berenam tiap kereta gantung, kami naik. Sungguh luar biasa, tidak terpikir sebelumnya. Kereta gantung ada di balik bangunan tempat mengantre tadi. Kereta gantung bergerak mengitari bukit dan gunung batu curam. Entah berapa ribu ketinggian dari permukaan laut. Betul-betul kuasa Sang Maha Kaya, serta ilmuwan luar biasa pencipta teknologi super canggih yang gigih. Saya dan rekan berenam dalam satu kereta gantunh hanya berserah sambil berzikir berada di tempat indah, curam, dan melangit. Kurang lebih 40 menit kami berada dalam kereta gantung. 

Kemudian kami kembali menaiki bus menuju arah Mesjid Ibnu Abbas dan Qornul Manazil. Seperti tadi menuju Thoif, selama menuju dua tempat ini pun, Pak Karom selalu saja memberi selingan materi, sembari menikmati indahnya pemandangan perjalanan. Perjalanan menuju mesjid Ibnu Abas dan Qornul Manazil akan saya sampaikan pada tulisan berikutnya. 


Rawaf Mina, 22 Juni 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit

PEK KOPER, MANEH BALIK TIHEULA NYA!