Ziarah Thaif, Masjid Ibnu Abbas dan Qornul Manajil
Ziarah Thaif, Masjid Ibnu Abbas dan Qornul Manajil
Seperti yang telah saya paparkan perjalanan ke Thaif naik Kereta Gantung (Telefric) 14 Juni 2025 lalu pada catatan sebelumnya, saya belum membahas perjalanan sampai tuntas, kali ini akan saya lanjutkan catatan perjalanan tersebut selama ke Masjid Ibnu Abbas dan Qornul Manajil.
Saat melanjutkan perjalanan ke Masjid Ibnu Abbas, Pak Karom dengan gaya yang selalu terlihat enerzik, memaparkan tentang buah tangan atau oleh - oleh apa yang akan dibawa jamaah haji ketika pulang nanti. Oleh-oleh yang sejatinya dibawa pulang jamaah haji.ada dua jenis, yakni oleh-oleh yang bersifaf fisik, dan yang bersifat psikis.
Oleh-oleh yang bersifat fisik di antaranya berupa korma, baju gamis, kacang arab, coklat, kismis, air zamzam dan sejenisnya. Sedangkan, oleh-oleh psikis yang semestinya kita para jamaah lakukan adalah konsisten berzikir pada Alloh Swt. dengan zikir sebenar-benarnya sepenuh jiwa. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 200 sebagai berikut.
.Al-Baqarah : 200
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
Apabila kamu telah menyelesaikan manasik (rangkaian ibadah) haji, berzikirlah kepada Allah sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” sedangkan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.
Makna dari ayat tersebut bahwa usai melaksanakan ibadah haji hal yang harus menjadi jadi diri seorang haji adalah selalu berzikir kepada Allah Swt.
Zikir menurut Wikipedia adalah sadar diri kepada Alloh yang dilakukan pada setiap keadaan. Zikir juga merupakan aktivitas ibadah dalam umat muslim untuk sadar diri kepada Alloh. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Alloh dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam Alquran.
Dengan demikian, oleh-oleh ibadah haji yang bersifat psikis tidaklah bersifat habis pakai seperti korma di atas, tetapi oleh-oleh yang mesti tertanam dan menjadi darah daging selama kita hidup. Berzikir dan berserah diri pada-Nya adalah suatu keniscayaan.
Tidak terasa saat itu, sampailah kami di lokasi Masjid Ibnu Abbas. Pak Karom mengulas sedikit tentang Masjid ini mengapa disebut Masjid Ibnu Abbas, karena di dalamnya terdapat makam Ibnu Abbas, yakni dekat dengan tempat salat wanita. Sebagai tempat bersejarah, masjid berbentuk kotak ini pun di pelataran depannya banyak pedagang berjualan oleh-oleh khas orang berhaji seperti kurma, gamis, dan sebagainya.
Usai dari masjid Ibnu Abas, perjalanan kami lanjutkan ke Qornul Manajil. Qornul Manajil sebagai salah satu tempat miqot karena waktu sudah menjelang sore, akhirnya kami hanya melewati tempat miqot tersebut. Kami jamaah kembali menuju hotel membawa sejuta kenangan indah nan berkah.
Rawaf Mina, 23 Juni 2025
Sumber
1. Alquran
2. KBBI
3. Wikipedia
4. Sumber lisan dari Ustad Hasan ( Ketua Rombongan)
Komentar
Posting Komentar