WUKUF AROFAH


 WUKUF AROFAH


Kamis, 5 Juni 2025

"Haji beritahu yang lain! Tidak ada keluar ruangan, tak ada ke air! Sebentar lagi bis datang! Haji langsung ke Arofah," seru. Seorang petugas haji berhidung mancung  dengan Bahasa Indonesia yang masih kaku. Ia memberitahu saya dan menyuruh memberitahu rekan jamaah lain untuk bersiap-siap pergi ke Arofah. Sejak pukul satu dini hari tadi saya dan rekan jamaah sudah ribut antri ke jamban untuk mandi. Hari ini, Kamis 5 adalah kegiatan wukuf Arofah sebagai kegiatan utama ibadah haji. 


Dalam tenda mabit di Mina sebagaimana telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, yakni beralas matras kurang lebih 80 cm ke 2 m, memberi kesan tersendiri dan pembelajaran luar biasa. Dengan adanya blower atau kipas angin besar terkadang jamaah berebut, sementara ada yang mau dingin, sementara ada pula jamaah yang tak kuat dengan dingin. Ditambah pula tas gendongan bertumpuk di masing-masing matras. Yang selanjutnya tas tersebut harus dibawa pula ke Arafah. Tak terkecuali, Bapak/Ibu jamaah tua pun sama harus siap- siap pergi dengan tas gendongan mereka.


Seperti kali ini pun,  semua bersiap, kami keluar tenda berbaris menunggu antrian bis penjemput. Tak berapa lama bis datang, lalu kami pergi menuju Arofah. Kurang lebih pukul 09

00 kami sampai di Arofah sebagai jamaah antrean terakhir. Beberapa saat kami menunggu Pak Ketua Rombongan (Karom) dan Pak Ketua Regu (Karu) berkoordinasi dengan panitia. Menunggu dalam suasana walau di bawah pepohonan,  namun terik matahari tetap menembus kulit dan badan. Cuaca saat itu menunjukkan 42 derajat selsius, sungguh cuaca panas yang tidak biasa bagi kami. 


Pak Karom dan Pak Karu selesai berkoordinasi pada akhirnya mengumumkan bahwa kami 32 orang jamaah tidak tertampung lagi di tenda penampungan. Sementara jamaah haji yang lain sudah menempati tenda-tenda untuk wukuf. Bahkan jamaah lain kebanyakan sudah tiba di tenda dari hari kemarin. Sedangkan saya, suami, se KBIH melakukan tarwiah dari kemarin mabit di Mina. 


Karena sudah tidak tertampung di tenda Pak Karom mengajak kami untuk melaksanakan wukuf di ruang terbuka sebagaimana saat menunggu di tempat kedatangan tadi. Dengan rasa memelas dan menjerit, dalam hati bergumam; "Ya, Alloh! Berarti kami nanti solat duhur dan mendengarkan khotbah pada area terbuka beralas rumput sintetis di cuaca 42 derajat celcius. Saat ini waktu menunjukkan pukul 10.05. yang berarti pula kami di bawah terik matahari langsung hingga tiba waktu magrib nanti. 


Saya menjerit dalam doa sejadi-jadinya, " Ya, Alloh! Walau di ruang terbuka, berikan kenyamanan pada kami untuk bisa berdoa dan  memohon pada-Mu'. Alloh tidak menyia-nyiakan jeritan umatnya, dalam beberapa saat kemudian kami digiring ke tenda yang paling depan. Alhamdulillah, walau sempit kami masih bisa tertampung dalam tenda bergabung dengan jamaah dari KBIH lain. 


Dalam tenda kami diarahkan Dua Karom untuk terus berdoa dan mengucapkan talbiah sebelum solat duhur. Solat duhur dilaksanakan secara berjamaah, selanjutnya kami mendengakan khutbah wukuf. Selesai khutbah wukuf, kami semua berdoa berdasarkan keinginan dan cita-cita masing-masing jemaah hingga tiba waktu salat Magrib. Subhanallah! Betapa nikmat yang Alloh SWT anugrahkan kepada saya, dan kami semua bisa berdoa saat pelaksanaan wukuf di Arofah. Semoga Alloh Swt. mengabulkan doa kami semua. Aamiin 


Rawaf Mina, 11 Juni 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit

YANG BAPAK TANAMKAN