MESJIDIL HARAM


 MESJIDIL HARAM


Kamis malam, 11.00, 29 Mei 2025, saya bersama teman jamaah lain bertolak menuju Mesjidil Haram. Malam ini akan melaksanakan ibadah kedua, pelaksanaan umroh wajib. Semenjak turun di Jeddah betapa syukur nikmat yang Alloh berikan. Air mata haru bahagia selalu saja tak terbendung. Apalagi saat ini menjelang mesjidil haram. Rumah Alloh Yang diimpikan semua umat Islam.


Kurang lebih setengah jam saya sampai di lokasi. Dengan tekad satu tujuan bahwa saya ingin menjadi tamu Alloh yang baik. Sepanjang jalan bentangan rumah Alloh itu berdiri megah keagungan sekaligus inilah kejayaan Islam yang sesungguhnya. Betapa naifnya saya andai saya tidak bersyukur tatkala menjadi tamu Alloh. 


Bis solawat telah sampai di terminal area Mesjidil Harom. Saya selalu mengingat nomor bis dan terminal  yang saya tumpangi, baik kepulangan nanti maupun pada saat pergi. Bis yang saya dan rekan jamaah lain tumpangi adalah bis nomor sembilan (Rawafmina - Mesjidil Haram). 


Turun dari bis lantas kami berjalan menuju lorong Mesjidil Haram. Karom (Ketua rombongan mengatakan bahwa tahun ini ada perbedaan pintu masuk ke Masjidil Harom. Tahun lalu pintu masuk terdiri atas beberapa pintu. Untuk tahun sekarang 2025 pintu masuk diatur hanya dari dua pintu utama, yakni pintu masuk dan pintu keluar.


Beberapa saat kemudian saya dan rombongan melihat kabah. Kami berdoa dengan mengucapkan Allohuma angtasalam wamingkasalam pahayyina robana bisalam. Air mata terus menganak sungai manakala kami menginjakkan kaki menghadap kabah sebagai yang disebut sumbu utama gravitasi bumi dengan segala kisah Ibrohim, Ismail, sampai kepada Nabi SA.  


Pukul 00.15 kami melakukan towaf  qudum dimulai dari  yakni tanda hijau garis yang lurus dengan  Batu hajar aswad sebagai titik awal  memulai putaran towaf dengan membaca bismillahi AllohuAkbar. Towaf dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran. Antara percaya dan tidak, saat towaf itulah sungguh-sungguh kita resapi keagungan Alloh. Berdesak-desakan dengan orang-orang dari berbagai warna kulit, wajah, latar budaya dan tempat  di dunia. Luar biasa! Pukul 01.00 dini hari yang terlihat pada dinding Mesjidil Haram, yang towaf masih berjubel di area ka'bah. Selama berdesakan saya hanya menjerit dan mohon pertolongan pada-Nya.Tangis bahagia pecah ketika selesai melakukan towaf ini. 


Setelah towaf kami salat dua rokaat di Makom Ibrahim. Haru, bangga akan kasih sayang, dan kekuasaan Alloh Swt. karena kita menjadi tamu-Nya menyelinap dalam kalbu yang paling dalam. Sepanjang berumah  tangga baru kali pertama suami meneteskan air mata bahagia, kami saling memeluk dalam syukur yang luar biasa. 


Selanjutnya melaksanakan Sa'i, yakni berjalan di antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Dimulai dari bukit Sofa dengan bacaan Innasofa walmarwata..lisaairillah. Hitungan tujuh kali dimulai dari Bukit Sofa ke Marwah, berakhir dibukit Marwah. Setelah Sai, baru kemudian saling menggunting rambut sebagai pelaksanaan tahalul. 


Kami baru kembali ke hotel tatkala usai salat subuh berjamaah. Akhirnya rangkaian umroh wajib, sebagai rukun haji telah kami tunaikan. 


Rawaf Mina, 3 Juni 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran dari Kedatangan Seekor Kucing Sakit

PEK KOPER, MANEH BALIK TIHEULA NYA!