JUMATER
Bertolak dari maraknya kasus kenakalan dan sikap siswa yang kurang mencerminkan sebagai pelajar yang berakhlak mulia, maka saya merefleksi kegiatan penumbuhan dan penguatan karakter apa yang telah dan sedang dilaksanakan. Penguatan karakter itu di antaranya diintegrasikan dalam pembelajaran, proyek P5, kegiatan kebersihan kelas, dan tadarus Alquran sebelum pembelajaran.
Beberapa waktu lalu ada Babinsa datang di sekolah sehubungan dengan adanya siswa SD yang terlibat narkoba. Atas petunjuk dari anak SD tersebut, siswa kami kelas tujuh ada yang terlibat. Akhirnya, Babinsa datang sekali gus membina siswa secara keseluruhan. Pembinaan tidak hanya sekitar narkoba, tetapi juga kesantunan dalam berkendaraan, salah satunya larangan berkendara ugal-ugalalan, dan penggunaan knalpot bising.
Saya dan guru merasakan bagaimana ketika pulang sekolah, siswa berkendaraan sepeda motor dengan tidak santun. Di depan ruang guru siswa dengan sengaja berkendara sekencang dan sekeras mungkin menjalankan sepeda motornya. Bunyi knalpot bising sudah terbiasa didengar.
Di sisi lain, info pacaran, tidak disiplin dalam berseragam, saling merundung dan sebagainya menjadi pembicaraan guru yang hampir terjadi tiap minggu. Belum lagi siswa yang bolos serta bermain tak karuan dalam kelas sehingga merusak sarana kelas. Sungguh! Ini merupakan tantangan pembinaan sikap dan karakter yang perlu segera diimplementasikan.
Sementara setiap hari Jumat pembinaan olahraga secara menyeluruh telah dilakukan aecara rutin di bawah kepengurusan guru PJOK dan PKS kesiswaan. Olahraga dalam bentuk senam pagi dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Semua warga sekolah terlibat dalam senam pagi. Demikian juga saya. Senam pagi hari Jumat adalah agenda menyehatkan dan menyegarkan badan tanpa perlu keahlian. Sederhana bukan?
Sebagaimana hal-hal di atas, saya menemukan ide mengapa tidak senam sehat hari Jumat ditambah dengan mentoring sikap atau karakter oleh guru dan tenaga pendidik. Akhirnya saya putuskan pembentukan kegiatan Jumat sehat dan berkarakter (Jumater). Jumater saya sosialisasikan dalam rapat. Guru dan tendik paham dan siap mendukung kegiatan.
Pelaksanaan Jumater, setelah senam pagi atau senan sehat dilanjutkan dengan mentoring sikap dan karakter. Mentoring dilakukan dalam kelas atau luar kelas. Kegiatan dilaksanakan dengan penuh ceria, akrab, dan santai sebagaimana mentoring pada umumnya. Mentoring secara umum biasa dilakukan dalam bentuk melingkar dan duduk di lantai..
Selanjutnya Jumater dilakukan dengan tujuan, 1) agar semua warga sekolah sehat; 2) meningkatkan keakraban di antara sesama siswa, guru dan warga sekolah umumnya. 3) pembinaan sikap yang berpola coaching, refleksi sehingga diharapkan lebih cepat membenruk proses sikap mulia dari siswa, dan 4) melalui mentoring diharapkan siswa mau curhat dan berbagi, serta berani mengemukakan pendapat pada orang lain atau keluh kesah kepada mentor itu sendiri.
Dengan Jumater diharapkan potensi dan sikap siswa meningkat lebih cepat. Artinya potensi berpendapat di muka umum akan tergali, sikap pun akan lebih baik. Siswa lebih nyaman berada di sekolah serta membangun kemandirian belajar semakin meningkat. Semoga!
Bandung Barat, 8 Desember 2023
Catatan harian yang mengabadikan momentum. Lanjutkan, Bu Mimin
BalasHapusSiap, mtr nuwun Pak!
Hapus