MENGUATKAN KEMBALI BUDAYA NGOBRAS ANTARANGGOTA KELUARGA
MENGUATKAN KEMBALI BUDAYA NGOBRAS ANTARANGGOTA KELUARGA
Memerhatikan fenomena zaman industri 4.0 yang ditandai dengan info serba cepat dan kehidupan serba digital, tak ayal pola hidup pun serba instan, beragam, serta kurang peduli lingkungan. Bukan hanya demikian, masyarakat karena serba digital terkadang tidak memikirkan orang lain, yang penting sendiri sukses mencapai apa yang menjadi cita-cita dan tujuan mereka.
Saat kumpul anggota keluarga misalnya, hal yang sering terjadi kumpul ya kumpul, tetapi asyik dengan gadget masing-masing. Mereka bergumul dengan chating atau apa pun itu sehingga lupa sedang apa, di mana, dan situasi bagaimana mereka saat ini. Padahal, boleh jadi pada mulanya ingin ada yang diobrolkan, tetapi karena HP akhirnya ngobras tak terlaksana. Kalaupun terlaksana mana kala ada yang mengingatkan dengan waktu yang terbatas.
Ketika Bapak dan Bapak Mertua masih ada mereka sering mengungkapkan bahwa saat ada tamu berkunjung baik saudara atau sahabat, dahulukan untuk langsung menyuguhi tamu, baik dengan hanya segelas air maupun makan atau makanan alakadarnya. Bukan hanya itu nasihatnya. Hadapi tamu dengan wajah ceria, dan sejatinya ditanamkan pada anak-anak ajak untuk dibiasakan ngobrol bareng akrab bersama keluarga (ngobras) dan tamu atau sahabat itu. Ajak dan perkenalkan anggota keluarga kepada tamu.
Saya bangga ketika ada anak-anak dari sahabat saya, menyuguhi saya dan suami, serta makan secara bersama-sama. Usai acara makan di rumah sahabat itu dilanjut dengan ngobras, tentang kuliah ataupun kabar dari keluarga mereka. Ngobras di antara dua keluarga serta adanya penerimaan tamu dari dua keluarga sungguh merupakan suasana yang membahagiakan.
Sementara ada lagi yang membuat saya salut adalah ketika hajatan, anak-anak dari keluarga sahabat saya itu jaga parasman. Ini adalah penanaman karakter super keren. Zaman milenial yang serba gadget dan individualis masih ada anak-anak yang mau melayani tamu dari orang tua mereka dengan ramah dan pelayanan prima. Saya pastikan masih banyak anak-anak pada keluarga selain dari apa yang saya lihat, tetap mau berbaur dengan tamu atau keluarga mereka. Mereka tetap meluangkan waktu ngobras dengan anggota keluarga tanpa gadget yang menyertai.
Zaman Now yang serba digital menjadi tantangan kita untuk terus menanamkan budaya ngobras bersama anggota keluarga, tamu atau sahabat. Ngobras memberikan suasana hangat, akrab, dan nyaman. Saat ngobras kita tanamkan pembiasaan positif kepada anak. Pemberian nasihat akan terpatri ketika anak sedang santai dan nyaman. Nasihat akan berdampak jika diberikan saat suasana bahagia.
Sudah saatnya kita sejenak usahakan tiap hari ngobras di sela-sela istirahat. Sebentar setengah atau satu jam lepaskan diri dari HP dengan cara membuat kesepakatan saat ngobras atau kumpul bareng tidak memegang HP. Dengan kesepakatan diharapkan ada pengertian di antara anggota keluarga.
Teknologi apapun tak akan bisa menggantikan kehangatan dan keakraban dalam keluarga. Sejenak menunda hp saat bareng keluarga adalah hal bijak membentuk akhlak mulia. Semoga!
Komentar
Posting Komentar