KOORDINASI MEMBANGUN SINERGITAS YANG TUNTAS

 


Hari ini, Selasa 5 Desember 2023  adalah hari pertama  saya  masuk sekolah setelah hari Jumat lalu, 1/12/2023 terjadi bencana banjir dan tanah longsor akibat hujan deras dan terus menerus  yang menimpa bangunan sekolah khususnya ruangan  kelas 7A. Bencana tersebut tidak hanya terjadi di sekolah yang saya pimpin, tetapi akses jalan menuju sekolah pun kurang lebih dua hari tidak dapat dilalui kendaraan. 

Jalur jalan terutama di daerah Cibangoak tertutup longsoran tanah dari atas tebing sebelah kiri.  Tebing yang  longsor lumayan besar yang skibatnya  menutup jalan hingga ke pinggir kali sebelah kanan jalan. Warung kopi yang tepat berada di bawah tebing tertimbun dan terbawa material longsor.

Kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah  penduduk yang sebagian besar sebagai petani sayuran bukan hanya terjadi saat ini melainkan hampir di setiap musim penghujan. Hanya saja tingkat bencana longsor terjadi bisa ringan, sedang, ataupun berat. Untuk musim penghujan sekarang,  mereka (guru-guru di sekolah) mengungkapkan bahwa  bencana banjir dan ambruknya tanah saat ini boleh dikatakan bencana terbesar. Termasuk kejadian  kelas yang jebol di kelas 7A adalah bencana terparah hingga banjir dan tanah longsor menobros Tembok Penahan Tanah (TPT). 

Guru yang tinggal jauh dari sekolah (saya katakan dari bawah) pergi ke sekolah atas info yang terus digulirkan rekan guru asli penduduk sekitar sekolah. Guru-guru yang biasa naik dengan kondisi jalan licin karena lumpur, berdasar info grup WA sudah masuk sekolah sejak hari Senin. Naah, saya karena tidak terbiasa jalan naik-turun seperti sekarang tiba di sekolah baru hari Selasa ini. 

Sampai di ruang guru, saya mengajak Pak Agus untuk mengecek kondisi kelas 7A yang terdampak longsor tersebut. Sambil nemantau keadaan, saya berpikr keras dan diskusi dengan Pak Agus bagaimana langkah yang akan saya ambil. Terbukalah ide, setelah koordinasi dengan MKKS dan Disdik KBB  saat terjadi bencana kemarin, hari ini juga saya harus koordinasi ke kepala desa. Saya sampaikan niat ini dan mohon pandangan dari beberapa orang guru. Mereka pun setuju dengan apa yang saya putuskan akhirnya saya dan Pak Ade  pergi menemui kepala desa. 

Di Kantor balai desa kebetulan Pak Kepala Desa sedang tidak masuk karena sedang sakit. Saya diterima Pak Sekdes dan Pak Ketua BPD. Obrolan kami sekitar bagaimana kerja sama  menangani tumpukan tanah dan material TPT yang menimpa kelas. Jika iuran dana untuk menyewa dan menggunakan alat berat  misalnya, tidak memungkinkan karena untuk alat berat memerlukan jalan  yang besar, maka skhirnya diputuskan untuk bekerja bakti secara serempak oleh seluruh orang tua siswa (267 siswa) dan masyarakat RT/RW sekitar sekolah.

Usai koordinasi dengan pihak desa saya kembali ke sekolah. Selanjutnya koordinasi dengan guru dan Pak  Komite untuk mengadakan rapat dengan  orang tua perihal pelaksanaan kerja bakti. 



Keputusan hasil rapat, (ysng diselenggarakan tadi siang) kerja bakti menata kembali longsoran tanah di belakang kelas 7A  akan dilaksanakan hari Minggu 10/12/2023. Diputuskan pula semua orang tua siswa dan guru diharapkan bisa hadir. Andai tidak bisa hadir, hasil kesepakatan pula bahwa yang tidak dapat hadir memberi materi makanan atau uang ala kadarnya untuk mamin yang bekerja bakti sebagaimana kebiasaan di kampung. Tidak bekerja bakti, minimal memberi makanan kepada yang bekerja bakti. Ini adalah adat kebiasaan masyarakat yang tidak tertulis, tetapi masih mengikat erat kepribadian masyarakat pada umumnya. 

Apa yang telah disepakati dalam rapat orang tua dengan komite, kami sampaikan kembali ke pihak desa. Berdasarkan hasil pembicaraan saat koordinasi kemarin, pihak desa pun akan sama-sama bekerja bakti bersama orang tua dan pihak sekolah dengan mengundang masyarakat RT dan RW setempat. Sungguh luar biasa makna koordinasi  yang telah kami lakukan. Koordinasi membangun sinergitas, hingga tuntas penanggulangan dampak bencana yang dialami. Bisa! 


Bandung Barat, 7 Desember 2023

Catatan harian kepala sekolah


 



Komentar

  1. Semoga dg kerjasama dan koordinasi dg Desa dan wali murid bisa teratasi.dan kelas bisa ditempati belajar lagi.

    BalasHapus
  2. Harus bisa bersahabat dengan banjir dan akibatnya. Dan berdoa terhindar dari musibah banjir.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG BAPAK TANAMKAN